Keluh Kesah Nelayan Tuban, Terus Bekerja Menembus Wabah Corona

6
Suasana Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bancar, Tuban

kabartuban.com – Nelayan di Tuban masih melakukan aktifitas kerjanya, meskipun Virus Corona sedang mengintai semua manusia dan bisa menginfeksi siapa saja. Faktor ekonomi membuat mereka tidak bisa berhenti bekerja dan mengikuti himbauan Pemerintah untuk tetap di rumah saja, guna mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Tuban. Para Nelayan menembus situasai wabah corona ini, untuk terus bekerja demi menghidupi keluarga.

Salah satu Nelayan dari Kecamatan Bancar, Tuban mengaku dirinya masih bekerja seperti biasa sebagai Anak Buah Kapal (ABK) meskipun saat ini dalam kondisi darurat Wabah Corona. Kondisi darurat Wabah Corona tidak membuatnya tinggal di rumah saja, seperti yang diminta oleh Pemerintah, termasuk Pemerintah Kabupaten Tuban, Minggu (12/04/2020).

“Kami juga merasa takut sebenarnya dengan Virus Corona itu, tapi lebih takut lagi kalau keluarga tidak makan. Kalau terlalu takut dengan Corona, kita tidak bekerja, trus buat anak istri apa,” ucap Momon, salah satu ABK yang ditemui kabartuban.com di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Bulu, Kecamatan Bancar, Tuban.

Lebih lanjut Momon mengatakan, dalam kehidupan berkelurga, paling tidak dibutuhkan sekitar 100.000 sehari. Dirinya mengatakan, tidak ada pilihan lain selain untuk tetap terus bekerja, karena tidak ada hal lain yang bisa dilakukan untuk mendapatkan uang dan mencukupi kebutuhan keluarga.

“Kalo gak bekerja gimana? Lha wong gaji aja belum pasti. Mau kerja apa lagi kalau gak melaut? Bisanya cuman itu,” tandas Momon.

Di tempat yang sama, ABK lain yang ditemui wartawan media ini, Fatir mengatakan, dirinya tidak bisa tetap tinggal di rumah saja, karena Negara tidak memberikan subsidi untuk kehidupan sehari – hari.

“Andai saja di negara ini seperti negara lain, meskipun mengeluarkan kebijakan untuk di rumah saja, tapi juga mensubsidi kehidupan sehari-hari rakyat kecil seperti ini. Kalau boleh milih bekerja atau di rumah, ya terus terang milih di rumah saja, agar tidak tertular virus corona ini, dengan catatan kalau disubsidi,” kata Fatir.

Lebih lanjut Fatir mengatakan, nelayan berangkat melaut sekitar jam 12 malam, kemudian sampai di daratan sekitar jam 3 sore hingga selepas magrib. Pengasilan nelayan sebelum adanya Covid-19 antara Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Kemudian dalam kondisi Wabah Corona ini hanya mendapatkan penghasilan sekitar Rp 100 ribu, bahkan hanya Rp 50 ribu saja.

“Kalau sudah seperti itu, mereka mengumpat, kalau besok waktunya mati, ya mati,” tambah Fatir. (wid/dil)

/