kabartuban.com – Temuan larva dalam porsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SMKN Tambakboyo, Kabupaten Tuban, menyita perhatian publik. Isu ini makin menghangat setelah beredar kabar bahwa siswa yang merekam dan mengunggah video kejadian tersebut mendapat sanksi dari pihak sekolah.
Video yang memperlihatkan adanya larva menggeliat di dalam ompreng makanan itu tersebar luas di berbagai grup WhatsApp dan media sosial. Dari data yang dihimpun, setidaknya 1.018 porsi makanan dibagikan saat insiden terjadi. Namun, hanya satu porsi yang ditemukan dalam kondisi tercemar.
Menanggapi kabar soal skorsing siswa, Kepala SMKN Tambakboyo, Agus Siswanto, membantah tegas. Menurutnya, ketidakhadiran siswa tersebut bukan karena hukuman, melainkan karena jadwal masuk yang bergantian selama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
“Selama MPLS ini, kelas XI dan XII dijadwal masuk secara bergiliran. Jadi bukan karena siswa itu dipulangkan,” tegas Agus saat dikonfirmasi di kantornya, Kamis (17/7/2025).
Senada dengan Agus, Humas SMKN Tambakboyo, Mashuda, menambahkan bahwa tidak ada skorsing yang diberikan kepada siswa. Pihak sekolah hanya melakukan pembinaan agar siswa lebih bijak dalam membuat dan membagikan konten di media sosial.
“Kami hanya memberi pengertian bahwa video seperti itu bisa menimbulkan penafsiran berbeda di masyarakat,” ujarnya.
Meski menyayangkan insiden tersebut, pihak sekolah mengaku langsung berkoordinasi dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk menindaklanjuti temuan. Mereka juga memastikan bahwa distribusi makanan berikutnya dalam kondisi baik dan tidak lagi menimbulkan keluhan dari siswa.
Salah satu siswa yang terlibat dalam pembuatan video juga membantah kabar soal adanya hukuman (sekors) . Ia mengatakan bahwa sekolah hanya meminta klarifikasi atas video yang sempat viral tersebut.
“Saat itu saya sudah selesai makan. Tapi salah satu kakak kelas saya melihat ada larva di piringnya,” ujarnya.
Ia juga mengakui bahwa di hari pertama pendistribusian, lauk pauk tercium agak bau, meski sayur dan nasi masih dalam kondisi layak konsumsi.
Orang tua siswa turut menyayangkan kejadian tersebut. Ia berharap pihak penyedia makanan melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kalau yang makan anak kecil, bagaimana? Ini harus jadi pembelajaran,” ungkapnya.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak SPPG Putra Jaya Kitchen yang bertanggung jawab atas penyediaan makanan belum memberikan keterangan resmi. (fah)