kabartuban.com – Pertandingan Liga 2 antara Persela Lamongan dan Persijap Jepara di Stadion Bumi Wali, Tuban, berakhir ricuh pada Minggu (18/2/2025). Kerusuhan terjadi setelah Persela kalah 0-1 dari Persijap, yang memicu kekecewaan suporter.
Gol tunggal kemenangan Persijap dicetak oleh Rosalvo pada menit ke-37. Situasi semakin sulit bagi Persela setelah kiper mereka, Bimasakti Andiko, menerima kartu merah akibat pelanggaran terhadap pemain lawan. Tak terima dengan hasil pertandingan, sejumlah suporter Persela merangsek ke lapangan, merusak fasilitas stadion, melempari petugas keamanan, serta membakar jala gawang. Kericuhan akhirnya mereda setelah Manajer Persela, Fariz Julinar Maurisal, menemui suporter untuk menenangkan mereka.
Pasca-insiden, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Tuban bergerak cepat untuk mengidentifikasi kerusakan di Stadion Tuban Sport Center. Pada Rabu (19/02/2025) pagi.
sebanyak 50-an pekerja dan pegawai dikerahkan untuk melakukan pendataan serta membersihkan puing-puing sisa insiden, termasuk material yang terbakar akibat aksi suporter.
Kepala Disbudporapar Tuban, Emawan Putra, mengatakan bahwa kerusakan mencakup berbagai fasilitas stadion, termasuk banner, kursi, kaca ruangan, rumput lapangan, serta sejumlah perabotan lainnya. Dari pantauan awal, hampir 75% kaca dari puluhan ruangan di stadion pecah akibat lemparan benda tumpul. Kerusakan juga terjadi pada kusen aluminium, grill drainase dan jaring gawang.
“Kami masih dalam tahap identifikasi. Kerugian diperkirakan mencapai lebih dari Rp200 juta. Kami akan menyampaikan laporan ini kepada pihak penyelenggara dan manajemen Persela untuk segera melakukan rehabilitasi sesuai perjanjian yang telah disepakati,” ujar Emawan pada Rabu (19/2/2025) pagi saat berada di stadion.
Menanggapi insiden ini, manajemen Persela Lamongan telah bertemu dengan Pemerintah Kabupaten Tuban untuk membahas langkah selanjutnya. Mereka menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab atas seluruh kerusakan yang terjadi di stadion.
Pertandingan yang seharusnya menjadi ajang sportivitas justru berujung pada insiden yang mencoreng dunia sepak bola nasional. Diharapkan langkah cepat dari pihak terkait dapat memulihkan kondisi stadion serta mencegah kejadian serupa di masa mendatang. (fah)