Kesaktian Pancasila Diakui Di Mata Dunia

2588
foto : jakarta.go.id

iim sahlan – Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawan. Menghargai pahlawan juga bisa dimaknai dengan menauladani dan meneruskan apa yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu negeri. Semangat nasionalisme yang membara  tanpa padam membawa kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat. Ideologi Pancasila menjadi ideologi emas sepanjang sejarah dunia. Seluruh dunia mengakui kehebatan Pancasila, kesaktian pancasila diakui di mata dunia. Oleh karena itu, jika bangsa ini ingin menjadi bangsa besar, maka harus mampu melakukan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan berpegang teguh pada ideologi Pancasila. Hentikan import ideologi asing yang menjadi racun Nusantara, perlahan membuat Indonesia menjadi bangsa terbelakang dan sasaran penjahat Kapitalis multinasional.

Nasionalisme seluruh elemen bangsa harus senantiasa dipupuk dan diperkuat. “Persatuan Indonesia” harus diwujudkan dengan menjaga kepentingan nasional di atas segala – galanya. Dalam menjalankan aktifitas kenegaraan dan kebangsaan, semua harus mau dan mampu mengesampingkan kepentingan pribadi dan golongan.

Kita juga bisa menengok sejarah, bagaimana ormas Islam, Sosialis, Nasionalis, dan seluruh rakyat bergerak bersatu padu merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Dan dalam kondisi Negara saat ini, untuk kebangkitan Indonesia, maka seluruh elemen bangsa harus bersatu dan menancapkan Nasionalisme dan Ideologi Pancasila dalam jiwa. NKRI harga mati, Merah Putih adalah satu – satunya bendera yang wajib dijunjung tinggi.

Para penjabat dan aparatur Negara harus bijak dalam mengambil setiap kebijakan dengan satu – satunya pertimbangan, yaitu kepentingan nasional NKRI. Ketika berbicara dan bertindak dalam konteks kebangsaan, maka suku jawa harus menanggalkan baju jawa dan memakai satu baju Indonesia, suku betawi harus melipat bendera betawinya, dan bersama mengibarkan Sang Merah Putih, suku batak harus menyimpman kesukuannya dan mengedepankan Indonesia. Cukup Indonesia yang menjadi satu –satunya kepentingan bersama dalam balutan nasionalisme Indonesia.

Jika seluruh elemen bangsa ini bersatu padu, menauladani persatuan para pendahulu negeri dalam memerdekakan NKRI, maka bukan hal yang sulit jika kita akan menjadi Negara digdaya. Sumber Daya Alam (SDA) membentang sepanjang kesatuan kepulauan Indonesia dan Sumber Daya Manusia (SDM) kita cukup untuk dicetak sebagai SDM dunia.

33 Propinsi, 17.504 pulau, dan 259 juta lebih penduduk Indonesia harus bersatu. Dengan adanya Persatuan Indonesia, maka bendera Merah Putih akan berdiri dan berkibar kokoh di muka bumi. Kemudian rakyat yang telah bersatu padu harus diatur dengan prinsip “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan”.

Para pemimpin harus bijak dalam memimpin. Para wakil rakyat harus mampu mewakili aspirasi dan kepentingan rakyat. Jangan justru menjadi wakil rakyat yang hanya mementingkan kepentingan dirinya dan golongannya sendiri.

Wakil rakyat bukan berarti hanya anggota DPR, namun seluruh pemimpin  di negeri ini hakikatnya adalah wakil rakyat. Sekecil apapun pemimpin di negeri ini adalah wakil rakyat yang berkerja dan bertanggung jawab atas rakyat pada wilayahnya masing – masing. Bupati, Camat, Kepala Desa, bahkan Ketua RT adalah wakil rakyat.

Jika seluruh pemimpin menjalankan tugasnya dengan semangat nasionalisme, hati nurani dan mementingkan kepentingan bersama di atas segalanya, maka kesejahteraan dan “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” akan tercapai. Hari ini 1 Juni 2012, tepat di hari kelahiran Pancasila, seluruh elemen bangsa selayaknya berpikir jernih dan berbenah untuk kemakmuran bangsa dan negara sebagaimana dicita – citakan para pendiri negeri. Cukup Pancasila Ideologi kita, dan UUD 45 sebagai pijakan utama dalam berbangsa dan bernegara.(Pemimpin Redaksi kabartuban.com)

/