kabartuban.com – Memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) mulai mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) nelayan yang profesional dalam hal tangkap ikan dan pengelolaannya, sehingga dapat bersaing dengan nelayan dari negara – negara lain di pasar bebas Asean.
Sunarto, Selaku kepala Dinas Kelautan dan Perikanan menyatakan, nelayan yang notabene sebagai produsen harus dibekali pelatihan secara teknis untuk mengelola hasil tangkap ikan maupun paska tangkap untuk meningkatkan kualitas mutu hasil tangkapan.
“Kita lakukan pembinaan terhadap masyarakat nelayan untuk diolah menjadi bahan jadi maupun setengah jadi, sehingga hasil produknya lebih bermutu,” terang Sunarto saat ditemui kabartuban.com, Rabu (17/2/2016).
Lebih lanjut Narto menjelaskan, dalam pengelolaannya pihaknya tidak sendirian, dia mengaku bekerja sama dengan Dinas Perekonomian dan Pariwisata (Disperpar) dan Dinas Kesehatan untuk Pengawas Obat dan Makanan (POM).
“Kita yang menyedikan bahan baku, kalau sudah menjadi industri itu bagiannya Disperpar, dan pihak kesehatan untuk bagian mutunya, untuk mengantisipasi hasil tangkapan sehingga tidak ada kandungan-kandungan atau bahan kimia yang dilarang dalam makanan,” paparnya.
Selain itu, Sunarto juga menerangkan, sesuai dengan regulasi setiap nelayan harus memiliki kelengkapan perizinan, sehingga bisa diketahui statusnya benar-benar nelayan atau tidak.
“Sekarang regulasi dari pemerintah pusat ada perizinan dan pengendalian, untuk tidak masuknya kapal-kapal asing, jadi sekarang nelayan diharuskan punya perizinan,” pungkasnya. (har/riz)