Pedagang Ikan Resah Harga Ikan Anjlok

3
Situasi perdagangan ikan di TPI Bancar

kabartuban.com – Situasi Darurat Wabah Corona yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia berbuntut panjang. Diantaranya, dampak sosial ekonomi masyarakat tidak bisa dihindari. Nelayan dan para pedagang ikan menjadi salah satu segmentasi masyarakat yang terdampak akan hal itu. Sejumlah harga iklan anjlok, pendapatan masyarakat nelayan menurun drastis, Senin (13/04/2020).

Berdasarkan penelusuran wartawan media ini di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Bulu Kecamatan Bancar Tuban menyebutkan, harga Lobster yang biasanya mencapai kisaran Rp. 600 ribu per kilo terjun hingga pada kisaran harga Rp. 200 ribu saja. Penurunan harga tidak hanya pada jenis Lobster saja, namun sejumlah jenis iklan lain juga mengalami penurunan harga.

Salah satu pedagang ikan di TPI Bulu Bancar Ratminah mengatakan, anjloknya harga ikan saat ini tidak terlepas dari adanya wabah Virus Corona yang sedang mengancam. Dirinya mengaku tetap bekerja di situasi darurat Covid-19, karena tidak ada jalan lain untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Ikan turun harga, kalau pada hari biasa harganya normal saja, tapi sekarang anjlok sejak adanya Virus Corona,” kata Ratminah yang setiap hari jualan ikan di TPI Bulu Bancar.

Lebih lanjut Ratminah mengatakan, sebelum adanya Covid-19, harga ikan masuk PT sekitar 50.000 rupiah sekarang hanya 30.000. Sedangkan ikan yang dijual di pabrik, asalnya 10.000 sekarang 7.000 hingga 8.000 saja. Kadang yang harganya 4.000 turun menjadi 2.500 rupiah, yang semula 3.000 turun menjadi 1.500 rupiah.

“Anjlok hingga separuh harga, tentunya masyarakat banyak yang resah dalam situasi sekarang, tapi tidak ada pilihan lain, tetap harus bekerja, tidak bisa di rumah saja. Orang kecil seperti kami kalau tidak kerja mau makan apa,” ungkap Ratminah.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Diskannak) Kabupaten Tuban M. Amenan mengatakan, hampir semua jenis hasil perikanan turun harga, karena saat ini Hotel, Restoran, dan Katering (Horeka) yang menjadi konsumen terbesar mereka, tutup karena dampak Wabah Corona.

“Horeka tutup, padahal konsumsi produk-produk ikan itu nyasar di kelompok itu, disamping eksport,” kata Amenan saat dikonfirmasi.

Hingga saat ini, nelayan dan pedagang ikan di TPI Bulu Bancar mengaku belum ada sentuhan kongkrit dari Pemkab Tuban untuk menyikapi dampak sosial ekonomi yang terjadi akibat status darurat Wabah Corona, khususnya bagi nelayan dan pedagang ikan. Di satu sisi, pemerintah menghimbau untuk di rumah saja, di sisi lain harus bekerja untuk mencupiki kebutuhan hidup.

“Andai saja di negara ini seperti negara lain, selain mengeluarkan kebijakan untuk di rumah saja, tapi juga mensubsidi kehidupan sehari-hari rakyat kecil seperti ini. Kalau boleh milih bekerja atau di rumah, ya terus terang milih di rumah saja, agar tidak tertular virus corona ini, dengan catatan kalau disubsidi,” kata Fatir, salah seorang Nelayan saat ditemui di TPI Bulu Bancar. (Wid/ Dil)  

/