kabartuban.com – Di tengah keluhan para sopir yang mengaku kesulitan mendapatkan bahan bakar jenis solar dalam sepekan terakhir, pihak Pertamina Patra Niaga akhirnya buka suara. Mereka menegaskan, antrean panjang di sejumlah SPBU tidak bisa langsung diartikan sebagai tanda kelangkaan BBM bersubsidi tersebut.
Fenomena antrean truk dan kendaraan diesel di beberapa SPBU wilayah Tuban, seperti di SPBU Seleko, Mangkat, hingga Gesing memang menjadi pemandangan yang ramai dalam beberapa hari terakhir. Para sopir mengaku rela menunggu berjam-jam demi mendapatkan solar, bahkan ada yang terpaksa membeli di eceran lantaran stok di SPBU kosong sementara.
Namun, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Ahed Rahedi, menegaskan bahwa stok Biosolar di wilayah Tuban dan sekitarnya masih tersedia. Menurutnya, antrean yang terjadi lebih karena peningkatan kebutuhan dalam waktu bersamaan, bukan karena kelangkaan atau keterbatasan pasokan dari Pertamina.
“Antrean belum tentu diartikan terjadi kelangkaan. Antrean menunjukkan adanya kebutuhan akan barang yang sama di waktu yang bersamaan,” jelas Ahed Rahedi saat dikonfirmasi kabartuban.com, Rabu (30/10/2025).
Ahed juga memastikan, stok Biosolar di seluruh SPBU dipantau secara digital oleh Pertamina. Jika ada SPBU yang tampak kosong, kata dia, hal itu biasanya karena tangki sedang menunggu proses pengiriman ulang.
“Stok Biosolar di SPBU wilayah Tuban dan sekitarnya ada dan tersedia. Jika ada yang kosong, statusnya sedang dalam pengiriman, karena kami memantau stok secara digital di masing-masing SPBU,” tambahnya.
Terkait isu adanya pembatasan pasokan di penghujung tahun, Ahed menepis kabar tersebut. Ia menegaskan bahwa tidak ada pengurangan atau pembatasan dari Pertamina, melainkan penyesuaian dengan kuota tahunan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
“Tidak ada pembatasan pasokan. Masing-masing SPBU menyesuaikan dengan kuota yang ditugaskan oleh pemerintah agar tetap tersedia hingga akhir tahun,” tegasnya.
Ia menjelaskan, kuota berbeda dengan stok. Kuota adalah jumlah total penugasan BBM bersubsidi yang disalurkan Pertamina selama satu tahun, sedangkan stok adalah ketersediaan barang yang ada di lapangan dan terus dipantau secara real-time.
“Jangan sampai salah pemahaman. Kalau stoknya ada dan tersedia, sedangkan kuota itu jumlah yang ditugaskan pemerintah untuk disalurkan selama setahun,” katanya.
Pertamina juga menyebut bahwa jumlah kuota di setiap SPBU bisa berbeda-beda, tergantung pada lokasi dan tingkat strategisnya. SPBU yang berada di jalur lintas nasional atau dekat pelabuhan logistik, misalnya, memiliki kuota lebih besar dibanding SPBU di jalan lokal.
“Setiap SPBU memiliki kuota yang bervariasi tergantung seberapa strategis lokasinya. Yang berada di jalur nasional tentu berbeda dengan yang di jalan kelas bawah,” tutupnya.
Meski begitu, para sopir di Tuban berharap kondisi antrean panjang solar tak menjadi “tradisi tahunan” menjelang akhir tahun. Sebab, keterlambatan pengisian bahan bakar bukan hanya menghambat aktivitas mereka, tapi juga berpotensi berdampak pada rantai distribusi barang dan material di wilayah Tuban dan sekitarnya. (fah)

