Petani Jagung Berharap Bulog Stabilkan Harga

259

kabartuban.com – Petani Jagung di Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban berharap Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre III Jawa Timur, Tuban, Bojonegoro, Lamongan, dapat menstabilkan harga jagung agar tidak jatuh jelang masa panen.

Setyo Budi, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Merakurak saat ditemui kabartuban.com, Jumat (04/03/2016) mengatakan, harga jagung membaik sejak September 2015 lalu, harga jagung berada dikisaran Rp 3.500 hingga Rp 4.000 per kilogram. Bulog mampu menstabilkan harga jagung disaat musim panen.

“Petani kalau harga jagung Rp 4.000 per kilogram itu sangat senang, tapi kalau harganya di bawah Rp 3.000 meraka rugi,” terang Budi.

Budi berharap, kedepanya Bulog dapat menentukan harga jagung agar petani tak merugi. Salah satu caranya adalah dengan membuka akses kerjasama dengan pabrik-pabrik pengolahan jagung.

“Kami berharap ada semacam jaringan kelompok dengan Bulog atau pabrik jagung,” ujar Budi.

Ia menuturkan bahwa, selama ini Bulog belum menyentuh persoalan jagung di wilayah Merakurak. Di Merakurak, petani bisa panen jagung antara 6 hingga 7 ton per hektar, dan luas lahan pertanian jagung sekitar 3.500 milik warga dan 1.500 milik Perhutan. Selama ini hampir semua hasil panen dijual ke tengkulak.

“Petani selama ini mejual hasil panen ke tengkulak palawija, dan kadang tengkulak seenaknya saja memainkan harag,” kata Budi.

Pria yang juga Ketua Gapoktan Mekarsari Tuwiri Wetan ini menambahkan, petani jagung mulai merasakan keuntungan sejak pemerintah pusat membatasi impor jagung tahun lalu. Mewakili para petani, ia berharap pemerintah dapat mengambil kebijakan serupa yang kemudian dibantu oleh Bulog untuk menstabilkan harga.

“Pemerintah sudah bagus, dengan memberikan bantuan melaui program peningkatan produksi, namun juga harus diimbangi dengan penguatan pemasaran dan harga,” pungkasnya.

/