kabartuban.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tuban tinggal menghitung hari. Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Tuban menargetkan partisipasi pemilih meningkat menjadi 77,5 persen, dibanding Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu yang hanya mencapai 70 persen dan tingkat Golput berada pada angka 30 persen.
Disampaikan oleh Ketua KPUD Tuban Kasmuri, “Kami berharap meningkat daripada pemilu yang terakhir (pilpres), dan untuk itu kita sudah melakukan berbagai upaya sosialisasi kepada masyarakat hingga ke tingkat desa,” paparnya, Senin (23/11/2015).
Kasmuri menegaskan, KPUD Tuban sudah melaksanakan semua prosedur yang ada dan tahapan sosialisasi juga sudah dilaksanakan dengan baik sampai hari ini. Oleh karenanya, tidak berlebihan jika menargetkan peningkatan partisipasi pemilih hingga 7,5 persen.
Berdasarkan penelusuran kabartuban.com menyebutkan, banyak kalangan masyarakat Tuban yang apatis dengan Pilkada Desember mendatang tersebut. Alasan sebagian kalangan masyarakat diantaranya, Pilkada Tuban dianggap ‘dagelan’ karena mereka menilai bahwa pasangan calon (paslon) nomor dua adalah pihak yang sama dengan paslon nomor satu, artinya prosesi Pilkada hanya formalitas demokrasi karena pemenangnya sudah hampir dapat dipastikan.
Kedua, Pilkada Tuban tidak lagi menarik karena tidak ada tokoh yang kuat dan mampu menandingi ‘kekuasaan’ Huda-Noor. Alhasil, ‘rezim’ Huda-Noor akan semakin sulit dikontrol. Sedangkan, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Huda-Noor banyak mengalami penurunan.
Ketiga, bagi mereka yang ingin ada pergantian ‘kekuasaan’ di Tuban, merasa kecewa karena sejumlah tokoh yang mereka inginkan untuk maju dalam Pilkada urung karena tidak memenuhi persyaratan KPU. Artinya daripada memilih yang tidak diinginkan, maka Golput menjadi pilihan.
Namun demkian, banyak pihak juga yang tetap optimis menilai Pilkada ini adalah proses demokrasi dan kewajiban warga negara untuk memilih pemimpinnya. (im/riz)