kabartuban.com – Dalam rangka mengembangkan sektor pertanian dan peternakan sekaligus mendukung program pemerintah pusat terkait pemenuhan kebutuhan pangan dan protein hewani, PLTU Tuban melaksanakan sejumlah kegiatan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Salah satunya adalah memberikan bantuan alat mesin penggilingan “Hammer Mill” kepada kelompok masyarakat Ring 1 yang akan dikelola secara bersama-sama.
Kabupaten Tuban dikenal sebagai salah satu penghasil jagung terbesar di Indonesia. Bahkan, Tuban menjadi salah satu sentra jagung nasional dengan produksi mencapai 767.134,47 ton pada tahun 2024 dari luas lahan 133.857 hektar. Produksi besar ini juga menghasilkan jutaan ton limbah berupa tongkol dan jerami. Apabila tidak dikelola dengan baik, limbah tersebut dapat menjadi sumber polusi lingkungan yang serius. Namun, dengan pendekatan dan keterampilan yang tepat, limbah ini dapat diolah menjadi bahan baku bernilai tinggi, baik untuk energi maupun pakan ternak.
“Selama ini, setelah panen, janggel dan tebon jagung sering dianggap sebagai limbah dan hanya dibakar begitu saja di lahan, sehingga menghasilkan emisi gas rumah kaca. Kini, limbah pertanian jagung dapat dioptimalkan menjadi pemasukan tambahan bagi petani dengan memanfaatkannya sebagai biomassa co-firing untuk bahan bakar PLTU, serta diolah menjadi pakan ternak langsung maupun bahan baku campuran pakan,” ungkap Senior Manager PLTU, Yunan Kurniawan.
Bantuan mesin “Hammer Mill” yang diberikan PLTU memiliki kapasitas produksi mencapai 2 ton per jam. Kapasitas ini dinilai sangat memadai mengingat potensi lahan dan jumlah limbah jagung yang dihasilkan di wilayah Tuban.
“Pemanfaatan limbah jagung sebagai bahan biomassa dan pakan ternak merupakan langkah penting menuju pertanian berkelanjutan, sekaligus mendukung upaya global pengurangan emisi karbon. Selain itu, optimalisasi limbah ini dapat mendukung keberlanjutan energi baru dan terbarukan, sehingga mendekatkan kita pada target Net Zero Emission (NZE),” tambah Yunan.
Selain bantuan alat, kelompok masyarakat penerima juga akan mendapatkan pelatihan operasional, keamanan dan keselamatan kerja, serta perawatan mesin, sehingga mampu mengelola alat secara mandiri dan berkelanjutan.
“Dengan bantuan mesin ini, kami berharap dapat menumbuhkan nilai tambah ekonomi bagi para petani melalui pemanfaatan limbah pertanian, khususnya janggel atau tongkol jagung. Limbah ini bisa diolah menjadi pakan ternak langsung ataupun menjadi bahan baku campuran pakan yang dikelola secara bersama-sama,” pungkas Yunan bersama Media. (ril)