kabartuban.com – Puluhan aktivis dari Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Tuban menggelar aksi demonstrasi menolak kebijakan Pemerintah yang telah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Aksi mahasiswa bergerak dari arah Jl. Sunan Kalijogo menuju kantor DPRD Tuban dan melakukan orasi di depan pintu masuk gedung DPRD Tuban, Kamis (08/09/2022).
Di hadapan barisan aparat Kepolisian, gelaran aksi dari PC PMII Tuban menyampaikan orasi secara bergantian, menolak keras kenaikan harga BBM. Orator aksi menyatakan, keputusan Pemerintah menaikan harga BBM merupakan bentuk ketidakpedulian Pemerintah terhadap masyarakat, karena kenaikan harga BBM tersebut menyebabkan banyak rakyat menderita. Mahasiswa sangat kecewa dengan keputusan Pemerintah tersebut yang justru dianggap dapat menyulitkan ekonomi masyarakat pasca pandemi.
“Kita habis merasakan bagaimana pahitnya terkena Covid. Alangkah baiknya, bagaimana Pemerintah ini mampu menyejahterakan kehidupan bangsa sesuai dengan pembukaan UUD 1945. Tapi nyatanya Pemerintah menaikan harga BBM, apakah itu tidak menyengsarakan masyarakat ?,” lantang Abid Ar Rohman saat melakukan orasi di hadapan seluruh peserta aksi dan aparat Kepolisian.
Kepada sejumlah awak media, lebih lanjut Abid mengatakan, pihaknya menolak kenaikan harga BBM karena menurutnya masih banyak cara lain yang dapat diambil oleh Pemerintah selain menaikan harga BBM. Aktivis PC PMII Tuban tersebut berpendapat banyak alokasi lain yang bisa diatur untuk kesejahteraan rakyat, bukan dengan cara menaikan harga BBM.
Dalam aksi kali ini, keinginan Demonstran untuk masuk ke gedung DPRD Tuban dihadang petugas. Para aktivis mahasiswa tersebut hanya berorasi di depan pintu masuk gedung DPRD dan jalan raya setempat. Meskipun tidak dapat masuk ke dalam area gedung DPRD Tuban, ada 2 orang anggota DPRD Tuban yang keluar menemui Demonstran. Wakil Ketua DPRD Tuban, Imam Sutiono menemui mahasiswa dan menyampaikan dukungannya atas penolakan kenaikan harga BBM.
“Saya sebagai salah satu Wakil Ketua DPRD Tuban, salah satu fraksi yang siap mendukung panjenengan menolak kenaikan harga BBM,” kata Imam, disambut riuh sorai para Demonstran.
Dalam aksi tersebut, PC PMII Tuban meminta komitmen dari DPRD Tuban dengan bentuk tanda tangan komitmen Ketua DPRD Tuban. Namun dalam kesempatan itu, Ketua DPRD Tuban tidak bisa hadir di tengah aksi mahasiswa karena alasan sakit, sebagaimana disampaikan oleh Asep Nur Hidayatullah di hadapan para mahasiswa. Oleh karena itu, Asep meminta perwakilan dari PC PMII Tuban untuk ikut bersamanya ke rumah Ketua DPRD Tuban, Miyadi untuk mendapatkan tanda tangan.
“Ayo kita masuk, kita bawa kendaraan untuk ke rumah pak Ketua, karena harus saya sampaikan bahwa pak Ketua tidak bisa ditemui orang karena harus isolasi mandiri, sudah tahu ya kenapa,” ungkap Asep.
Demonstrasi berjalan dengan tertib, meskipun sempat terjadi sedikit aksi saling dorong antara para mahasiswa dan aparat Kepolisian di depan pintu gedung DPRD Tuban. Setelah ditemui oleh perwakilan dari anggota DPRD Tuban dan menuntaskan orasinya, para mahasiswa membubarkan diri dengan tertib sambil meneriakan yel mahasiswa dan penolakan terhadap kenaikan harga BBM.
Adapun tuntutan yang dibawa PC. PMII Tuban adalah sebagai berikut:
- Menuntut DPRD untuk mengusulkan pencabutan kebijakan kenaikan BBM
- Mendesak pemerintah untuk secara serius dan sungguh-sungguh memberantas mafia bahan bakar minyak (BBM)
- Mendesak pemerintah untuk segera menerapkan kebijakan subsidi tepat sasaran
- Mendorong pemerintah untuk membuka keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan penyaluran BBM bersubsidi
- Mendesak pemerintah mencabut perizinan SPBU yang melanggar aturan pemerintah (memberikan BBM subsidi tidak tepat sasaran)
- Pengawalan penyaluran subsidi BBM pusat ke daerah secara transparan serta tepat sasaran. (im/dil)