kabartuban.com – Beberapa kali ditemukan angka penederita gizi buruk yang ada di Kabupaten Tuban, memantik keprihatinan sosial dari sebagian elemen mahasiswa di Bumi Wali ini. Salah satunya dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Para aktifis mahasiswa ini seperti tak mau menunggu terlalu lama reaksi dari pemerintah dalam menanggulangi gizi buruk yang semakin mengancam bayi dan balita yang ada. Seperti halnya kemarin (3/11), PMII Komisarit STITMA Tuban menggalang dana untuk membantu korban penderita gizi buruk di lngkungan kampus STITMA Tuban.
Penggalangan dana yang dimulai pukul 09.00 sampai 10.00 tersebut berhasil mengumpulkan dana dari sejumlah mahasiswa dan para dosen sebanyak Rp 920 ribu. Rencanannya, penggalangan dana tersebut akan dilakukan secara bertahap selama seminggu.
“Kami awali dari kampus dulu, baru setelah ini kami akan turu kejalan dan sejumlah instansi pemerintahan yang ada di Tuban,’’ kata ketua Komisariat PMII STITMA Fatkhur Rohman paada sejumlah wartawan.
Lebih lanjut diterangkan, penggalangan dana tersebut bertujuan untuk meringankan beban para korban penderita gizi buruk yang tidak bisa berobat karena tidak mempunyai biaya. Sementara itu menurut mereka Pemkab Tuban dinilai masih belum maksimal dalam melakukan penanganan terhadap para korban gizi buruk.
“Kami tidak mengatakan Pemkab berdiam diri melihat kondisi yang sudah memprihatinkan ini. Namun, pada kenyataannya memang seperti itu, tidak ada penanganan secara serius yang dilakukan pemerintah,” Kata Fatkhur Rahman.
Terkait dengan aksi para mahasiswa-nya Ketua STITMA Tuban Abdurrahman Ghany menyambut baik kegiatan penggalangan dana yang dilakukan mahasiswanya tersebut. Menurutnya, penggalangan dana yang dilakukan untuk membantu para korban gizi buruk adalah hal yang sangat mulia. “Ini adalah kegiatan yang sangat mulia, dan kami sangat mendukungnya,” katanya Abdurrahman Ghany.
Ketua STITMA Tuban ini juga menyayangkan masih banyaknya penderita gizi buruk yang ada di Tuban ini. Apalagi, sejumlah penderita gizi buruk tersebut berada di daerah sekitar perusahaan-perusahaan besar PT Semen Indonesis (Persero) Tbk yang ada di Tuban. “Kami tidak mau menyalahkan siapapun, yang pasti ini adalah PR kita bersama, termasuk juga para mahasiswa ini,” Kata Ketua STITMA Tuban.
Diketahui, kasus penderita gizi buruk di Tuban mencuat setelah meninggalnya balita gizi buruk, Andika Amirul Fuad, warga Dusun Karangrejo, Desa Karanglo, Kecamatan Kerek. Kemudian, disusul kasus serupa juga diderita Luluk Munawaroh, warga Desa Temayang, Kecamatan Kerek, yang saat ini kondisinya cukup memprihatinkan karena tidak bisa beraktivitas normal seperti anak-anak pada lazim-nya. (kh)