kabartuban.com – Sejak bulan November 2021, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tuban meluncurkan program Sensus Kartanu PCNU Tuban. Konsep, seluruh sistem dan mekanisme pelaksanaan Sensus Kartanu dirancang dengan baik untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada warga NU di Kabupaten Tuban. Sensus Kartanu yang dilakukan secara offline tersebut juga terintegrasi secara online dengan Pusat Database Kartanu di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta.
Sekretaris PCNU Tuban Ir. H. Wiwid Agung Wibowo, MM. mengatakan, Program Kartanu tersebut merupakan pengembangan dari Program Kartanu PBNU yang dikonsep secara online melalui aplikasi dan terpusat dalam satu Big Data. Melihat situasi warga NU di Tuban yang mayoritas belum familiar dengan sistem pendataan online dan penggunaan kartu identitas digital, maka PCNU Tuban membuat konsep pengembangan dan meluncurkan program Sensus Kartanu di Kabupaten Tuban.
“Kami sangat mendukung program PBNU dan sadar betapa pentingnya Big Data warga NU. Sedangkan di PWNU Jawa Timur sedang bergulir banyak program yang semuanya juga sangat membutuhkan dukungan data. Oleh karena itu Sensus Kartanu ini didesign untuk menjembatani upaya pencapaian target program Big Data PBNU dan kondisi real warga NU di Tuban yang belum semua bisa digerakkan secara online, dan alhamdulilah hasilnya cukup terlihat,” terang Wiwid, Selasa (08/03/2022).
Menurutnya PCNU Tuban menargetkan 600 ribu capaian data warga NU di Tuban, dan hingga saat ini sudah bergerak di angka 240 ribu data warga NU Tuban. Pelaksanaan Kartanu berjalan secara masif dan struktural mulai dari PCNU, MWC NU hingga seluruh Ranting NU di Kabupaten Tuban.
Semua mekanisme pendaftaran kartanu harus melalui Tim Kerja Kartanu yang ada di tingkat Cabang/ Kabupaten, Majelis Wakil Cabang/ Kecamatan dan Ranting NU/ Desa, dan prosesnya di Desa/ Ranting NU yang memang mengenal langsung warga NU yang mendaftar Kartanu.
Sementara itu, Ketua Tim Kartanu Tuban Drs. Muhtarom mengatakan, warga NU di Tuban sangat antusias mengikuti Sensus Kartanu yang diselenggarakan oleh PCNU. Warga berbondong-bondong mengikuti pelaksanaan Sensus Kartanu mulai pendataan hingga pemotretan di berbagai tempat yang sudah ditentukan oleh Tim Kartanu. Bahkan, warga NU di Tuban harus membayar sendiri biaya administrasi dan cetak Kartanu sebesar Rp 10 ribu.
“Program ini sangat luar biasa, kita bisa lihat loyalitas warga NU di Tuban. Mereka berangkat sendiri, bayar sendiri, bahkan rela meninggalkan pekerjaan untuk antri ikut pendataan dan pemotretan Kartanu. Semuanya berjalan sukarela dan mandiri, tidak ada sponsor atau pihak manapun yang membiayai Sensus Kartanu ini, 100% partisipasi warga NU sendiri,” ungkap Muhtarom yang setiap hari blusukan mengawal proses berjalannya Sensus Kartanu di Tuban.
Lebih lanjut Muhtarom mengatakan, sejak awal diluncurkan program Sensus Kartanu memang dikonsep mandiri tanpa sponsor atau kerjasama dengan pihak manapun. Sensus Kartanu PCNU Tuban tersebut merupakan program mandiri secara organisasi dan mandiri secara pembiayaan oleh warga NU sendiri. Menurutnya, tidak ada kesepakatan atau kerjasama dengan pihak manapun terkait program Sensus Kartanu PCNU Tuban.
“Kartanu ini dampak positifnya luar biasa, organisasi mulai cabang sampai ranting bergerak aktif dan terstruktur dengan baik. Semoga dapat tercapai sesuai target dan hasilnya nanti dapat bermanfaat untuk pengembangan program dan kemaslahatan warga NU,” pungkasnya. (im/nat)