kabartuban.com – Situasi terkait penyebaran Virus Corona di Kabupaten Tuban semakin menunjukan kondisi membaik. Data Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Tuban tidak menunjukan adanya peningkatan yg drastis untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dirawat di RSUD dr. R. Koesma Tuban. Sedangkan untuk pasien yang terkonfirmasi positif juga tidak ada penambahan dalam data hingga saat ini, Senin (13/04/2020).
Media Centre Diskominfo Tuban melaporkan, hingga saat ini sudah 7 orang PDP dinyatakan negatif Covid-19 dan sembuh. Sehingga dari 8 orang yang berstatus PDP, saat ini tinggal 1 orang yang menjalani perawatan di RSUD Tuban, yaitu pasien dari Kecamatan Plumpang. Sedangkan 7 PDP dinyatakan Negatif berasal dari Kecamatan Tambakboyo, Plumpang, Bancar, Bangilan, Palang dan Jenu.
Sementara itu, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Kabupaten Tuban menembus angka 465 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 163 orang telah dinyatakan selesai pemantauan, sehingga ODP yang masih dalam pemantauan sebanyak 302 orang.
Jumlah orang yang tekonfirmasi positif terinfeksi Virus Corona masih tetap sama yaitu 2 orang, dimana satu diantaranya asal Kecamatan Semanding telah meninggal dunia, dan satu yang lainnya dari Kecamatan Tuban masih dalam perawatan di RSUD dr. R Koesma Tuban.
Baca Juga : Kondisi Pasien Positif Corona Tuban Membaik, Seluruh Keluarga Negatif
Bupati Tuban H. Fathul Huda meminta kepada seluruh masyarakat Tuban untuk tenang dan tidak panik. Pemerintah Kabupaten Tuban berupaya keras dan terus bekerja untuk menangani Covid-19 di Tuban, dan untuk dua kasus positif tersebut, telah dilakukan berbagai upaya penanganan dan pemutusan mata rantai penyebarannya.
“Saya minta semuanya lebih meningkatkan koordinasi dan kompetensi penanganan Covid-19 di Tuban. Tidak hanya di tingkat Kabupaten, di tingkat Kecamatan dan Desa juga harus lebih didorong, utamanya penertiban physical distancing,” terang Bupati.
Lebih lanjut Bupati mengatakan, bahwa pihaknya telah menyiapkan anggaran penanganan Covid-19 hingga mencapai Rp. 60 Miliar, yang diambilkan dari anggaran tidak terduga dan refocusing anggaran. Selain untuk kepentingan medis, anggaran tersebut juga digunakan untuk membantu masyarakat kecil yang terdampak langsung secara sosial ekonomi, dengan diberlakukannya sejumlah kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona. (im/dil)