Warga Resah Ribuan Ulat Jati “Menyerang”

736

kabartuban.com –  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Tuban bergerak cepat untuk menangani fenomena ulat jati yang muncul di sejumlah wilayah di Kabupaten Tuban. Mendapatkan laporan keresahan warga sejak tiga hari terakhir, pihak BPBD hari ini, Rabu (30/12/2015) turun ke lapangan dan menyemprotkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar terhadap ulat yang menyerbu pemukiman warga.

“Sementara kita uji coba keefektifan Solar tersebut terhadap ulat,” kata Sekretaris BPBD Tuban, Joko Ludiono, usai melakukan survey di Dusun Krajan, Desa Bhektiharjo, Kecamatan Semanding Tuban.

Menurutnya, apabila penanganan dengan cara menyemprotkan solar tidak berpengaruh dan tidak memberikan hasil yang baik, maka BPBD akan segera melakukan langkah koordinasi dengan Dinas Pertanian Tuban untuk merumuskan langkah dan obat yang tepat.

“Sementara ini, kita lihat ulat langsung mati setelah disemprot (dengan solar),” imbuhnya.

Informasi yang dihimpun kabartuban.com menyebutkan, laporan terbanyak tentang ulat jati ada di Kecamatan Semanding. Selain di Kecamatan Semanding, ulat yang bergelantung di bawah pohon jati sudah menyebar di hampir seluruh Kabupaten Tuban. Mulai Kecamatan Semanding, Plumpang, Grabagan, Rengel, Palang, Jenu, dan sebagian wilayah Kecamatan (kota) Tuban yang masih terdapat pohon Jati.

Seorang warga Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Wasiah mengungkapkan, munculnya ulat yang mencapai ribuan tersebut sangat meresahkan masyarakat setempat. Akibatnya, setiap saat warga harus membersihkan dinding, teras, bahkan kamar tidur dari ulat.

“Ulat jati tahun ini lebih banyak dari tahun sebelumnya, warga membasmi ulat dengan cara menyemprotkan obat rumput. Hasilnya banyak ulat yang mati, tetapi setiap hari selalu bertambah banyak. Ada yang hanya disapu, bahkan di bakar,” terang Wasiah kepada wartawan.

Diketahui, ulat jati tersebut merupakan proses alami akibat perubahan musim kemarau ke musim penghujan. Sesuai proses alami, ulat jati diperkirakan akan terus menyebar selama 10 hari sebelum menjadi kepompong. Tak lama pada fase metamorfosis sempurna, kepompong tersebut akan menjadi kupu-kupu. (im/riz)

/