Kabartuban.com – Proyek Air Bawah Tanah (ABT) yang dianggap menyedot anggaran cukup besar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban diminta untuk mengevaluasi. Pasalnya, pembangunan sarana dan prasarana air dan jaringannya, banyak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Metode Geolistrik yang digunakan dalam menentukan sumber air dinilai belum akurat. Pasalnya, untuk penentuan titik sumber airnya menggunakan teknis Geolistrik yang mana teknik tersebut masih dianggap yang paling jitu dalam menentukan sumber air oleh Dinas Pekerja Umum (PU) Kabupaten Tuban.
Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussain menanggapi permasalahan tersebut menyatakan, untuk mengetahui ada tidaknya kandungan air pada pelaksaananya kegiatan pembuatan sumur bor dalam atau yang disebut dengan ekplorasi ABT perlu dilakukan uji lapisan bawah tanah dengan menggunakan tes Geolistrik.
“Karena Geolistrik merupakan suatu metode ekplorasi Geofisika untuk menyelidiki lapisan bawah, sehingga perlu dilakukan uji lapisan bawah tanah dengan menggunakan metode Geolistrik tersebut,” ungkapnya kepada kabartuban.com, Kamis (1/8/2016).
Masih terang Noor Nahar, dalam pelaksanaan ekplorasi ABT selam ini memang diketahui masih adanya lokasi yng mengalami kegagalan, hal tersebut dikarenakan pada lokasi tidak terdapat jumlah kandungan air yang memenuhi syarat.
“Sedangkan hasil dari tes Geolistrik hanya sebatas untuk mengetahui ada tidaknya air dan bersifat prediksi,” tutup Noor Nahar.(har)