kabartuban.com – Meski sudah memasuki musim kemarau sejak awal Mei 2024, udara dingin akhir-akhir ini dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Tuban, khususnya pada pagi dan malam hari. Fenomena ini bukan hanya terjadi di Tuban saja; Malang, Surabaya, dan beberapa daerah lain di Indonesia juga mengalami hal serupa.
“Hawanya dingin banget, ya, akhir-akhir ini jarang pakai kipas kalau malam,” ujar Putri, salah satu warga Sukolilo, Tuban, Minggu (23/06/2024).
Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Tuban, Zem Irianto, fenomena udara dingin di musim kemarau ini merupakan hal yang lumrah terjadi setiap tahunnya.
“Fenomena ini sudah sering terjadi apabila musim kemarau,” paparnya pada Minggu (23/06/2024).
Ia menjelaskan bahwa faktor utama penyebab fenomena ini adalah aliran massa udara dingin dari Australia yang masuk ke wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Tuban.
Selain itu, cuaca cerah pada malam dan dini hari juga menjadi faktor yang melatarbelakangi fenomena ini, karena menyebabkan permukaan bumi lebih cepat melepaskan panas ke atmosfer, sehingga membuat permukaan bumi menjadi lebih cepat dingin.
Zem juga menyebutkan bahwa peristiwa ini kemungkinan tidak akan berakhir dalam waktu dekat.
“Selama musim kemarau, diperkirakan kira-kira hingga September,” ungkapnya.
Berdasarkan laporan BMKG, suhu udara rata-rata di wilayah Indonesia pada bulan Juni 2024 berkisar antara 15-23 derajat Celsius, berbeda dengan suhu udara rata-rata bulan sebelumnya yang mencapai 27,8 derajat Celsius. Hal ini membuktikan bahwa udara di bulan Juni lebih dingin dari sebelumnya. (za/zum)