kabartuban.com – Saat ini Indonesia mengalami trend kenaikan kasus Covid-19. Banyak pihak menyebut hal ini merupakan gelombang kedua Covid-19 di Indonesia. Pemerintah semakin kuwalahan menghadapi situasi pandemi ini, ditambah kondisi perekonomian nasional yang harus dijaga dengan baik. Penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan drastis, dan sudah menembus angka 2.044.445 terkonfirmasi positif.
Lonjakan kasus positif Covid-19 juga terjadi di wilayah Provinsi Jawa Timur, total kasus komulatif terkonfirmasi positif Covid-19 di Jawa Timur telah mencapai 163.548 kasus. Sedangkan 4.856 kasus diantaranya masih aktif dan sedang dalam perawatan.
Mulai hari ini, Pemerintah melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro hingga dua pekan ke depan, mulai 22 Juni hingga 5 Juli 2021.
Melalui siaran pers, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) menjelaskan sejumlah aturan yang berbeda dari PPKM sebelumnya. Diantaranya, membatasi kegiatan perkantoran di zona merah dengan maksimal pegawai yang bekerja di kantor sebanyak 25% dan Work From Home (WFH) 75% dari jumlah pegawai atau karyawan.
“Jadi Work From Home (WFH) 75 persen sedangkan di luar zona merah, itu 50:50,” ujarnya dalam konferensi pres daring, Senin 21 Juni 2021.
Lonjakan kasus Covid-19 juga terjadi di Kabupaten Tuban, data yang diterbitkan Diskominfo Tuban mencatat 3.972 orang telah terkonfirmasi Covid-19, dan update terbaru tanggal 21 Juni 2021 bertambah 20 orang dari kecamatan Widang, Rengel, Bangilan, Tuban, Senori, Palang, Tambakboyo, Montong, Parengan, dan Kerek.
Direktur RSUD dr. Koesma Tuban, dr. Syaiful mengatakan, lonjakan kasus ini harus diwaspadai. Di berbagai daerah sudah banyak Rumah Sakit yang tidak mampu menampung pasien Covid-19, Tuban harus siaga dan jangan sampai terjadi hal yang sama.
“Covid-19 ini naik lagi, mau nggak mau PPKM Mikro harus dilakukan. Masyarakat Tuban harus mematuhi semua, kalau nggak ingin Covid-19 juga meledak di Kabupaten Tuban. Alhamdulillah Rumah Sakit kita masih cukup mampu menangani, di Jawa Tengah sudah banyak yang kuwalahan dan mau minta rujuk ke Tuban, tapi kita tidak bisa memenuhi permintaan tersebut,” terang dr. Syaiful kepada wartawan media ini, Selasa (22/06/2021).
Berdasarkan pantauan kabartuban.com di sejumlah wilayah Desa di Kabupaten Tuban, pencanangan PPKM Mikro oleh Pemerintah pusat hingga Daerah tidak sepenuhnya dipatuhi oleh masyarakat. Bukan hanya PPKM Mikro, Protokol Kesehatan (Prokes) juga banyak diabaikan, aktifitas masyarakat berjalan seperti biasa tanpa masker dan jaga jarak. (Nat/Dil)