Hujan Turun, Petani Garam Gagal Panen

527

kabartuban.com – Petani Garam yang terdapat di Desa Pliwetan Kecamatan Palang Tuban mengeluh, lantaran omsetnya menurun saat musim hujan datang. Menurunnya omset petani garam terebut dialami hampir seluruh petani garam di daerah tersebut, dimana Desa Pliwetan merupakan pemasok garam terbesar di Kabupaten Tuban.

Salah satunya disebabkan tambak garam yang digenangi air hujan sehingga menyebabkan gagal panen. “Kalau musim hujan seperti ini udah tidak bisa panen lagi, kalau tidak menunggu musim kemarau baru bisa garap,” ungkap Karmolan, salah seorang pemilik tambak garam di Desa setempat.

Tambak garam yang biasanya bisa digarap dan dipanen pada musim kemarau, dalam rata-rata maksimal satu minggu baru panen, kini tidak bisa menggarap dan tidak ada stok untuk panen baru.

“Biasanya kalau panas sangat terik, bisa empat hari sampai Lima hari langsung bisa memanen garam. Kalau musim panen, tujuh sampai delapan bulan. Tapi kalau musim hujan masih ada simpanan garam dari hasil panen kemarin,” tambah Karmolan.

Lebih lanjut, Karmolan menjelaskan. Tiap panen garam dalam cuaca baik, bisa sampai tiga ton bahkan bisa lebih. Dalam satu bulan bisa mendapatkan omset 12 juta. Tapi dalam cuaca hujan seperti saat ini, tidak ada penghasilan sama sekali lantaran gagal panen.

Namun, ada keuntungan tersendiri bagi pemilik tambak garam ketika datang musim hujan. “Kalau musim hujan dan membanjiri tambak garam, biasanya panen ikan bandeng dan mujaer, kalau awal hujan seperti ini masih kecil-kecil ikannya,” pungkas karmolan. (mus/im)

/