kabartuban.com – Aksi long march yang dilakukan oleh PMII di depan Kantor Pemkab Tuban memicu kontroversi terkait pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Esti, Kepala Dinas Kesehatan Tuban, memberikan klarifikasi atas tuduhan yang dilontarkan dalam aksi tersebut.
Esti menjelaskan bahwa dalam berita yang sempat beredar di salah satu media mengenai ibu yang terpaksa merelakan bayinya untuk diadopsi adalah hal yang keliru. Bahkan, penulis berita dan media tersebut sudah meminta maaf dan memberikan klarifikasi.
Esti menambahkan, bahwa ibu dan bayi tersebut telah mendapatkan jaminan kesehatan atau jamkes miskin dari Provinsi Jawa Timur.
“Ibu tersebut setiap hari menengok anaknya, dan dia memilih untuk mengadopsikan bayinya karena merasa tidak mampu merawat, bukan karena tidak mampu membayar,” ungkap Esti, Selasa (23/07/2024).
Ia juga menegaskan bahwa berita yang menyatakan ada delapan bayi tidak dibiayai adalah tidak benar.
“Berita 8 bayi tidak dibiayai itu tidak benar, ternyata misinformasi bahwa media yang menulis tersebut sudah klarifikasi,” tambahnya.
Namun, wartawan dari media yang memberitakan kasus tersebut membantah klaim Esti.
“Data yang kami miliki benar, dan kami tidak pernah meminta maaf atau melakukan klarifikasi,” ujar wartawan tersebut.
Aksi PMII diakhiri dengan membakar tulisan orasi di depan Kantor Pemkab Tuban, sambil menyanyikan lagu anak ayam yang diplesetkan liriknya untuk menyindir Pemkab Tuban. (fah/zum)