kabartuban.com – Selamat tinggal Corona, selamat datang bulan suci Ramadhan. Kalimat itu menjadi do’a banyak kamu muslimin, tidak terkecuali di Kabupaten Tuban. Hari ini, umat muslim berada pada salah satu hari yang cukup istimewa dalam ajaran Islam, yaitu Nisfu Sya’ban. Sebagian besar kaum muslimin di Kabupaten Tuban yang berjuluk Bumi Wali ini tetap melaksanakan tradisi Kupatan, yang menjadi salah satu simbol permohonan ampun kepada Allah atas segala dosa, dan menyongsong datangnya Bulan Suci Ramadhan, Rabu (08/04/2020).
Berdasarkan informasi yang diterima kabartuban.com, Kupatan merupakan tradisi dimana masyarakat muslim di Jawa membuat makanan ketupat, yaitu makanan khas yang berbahan dasar beras yang dibungkus dengan anyaman janur berbentuk kotak. Ketupat dilengkapi dengan berbagai kuah dan sayur khas daerah masing – masing. Di Tuban, sebagai lauk pelengkap tidak ketinggalan olahan ayam maupun ikan laut.
Menanggapi tradisi kupatan tersebut, pengurus Lembaga Dakwah Nahdlatul ‘Ulama (LDNU) Tuban Gus Hidayat mengatakan, Hal ini tidak terlepas dari tradisi dan adat istiadat yang dibungkus dengan filosofi daerah melayu pada makanan daerah tersebut.
“Pada malam Nisfu Sya’ban, semua catatan amal perbuatan manusia yang baik maupun buruk diserahkan kepada Allah. Maka dengan menyajikan ketupat, menjadi simbol bagi masyarakat muslim di sini, selain melalui doa juga mengekspresikan pengakuan kesalahan mereka dan permohonan ampunan kepada Allah SWT, wallohu a’lamu bisbhowab,” terangnya.
Sementara itu, Khoiruddin warga Kecamatan Merakurak Tuban mengatakan, dirinya beserta warga masyarakat sekitar membuat ketupat sebagaimana tradisi yang sudah berjalan. Masakan ketupat tersebut kemudian di bawa ke mushola dan berdoa bersama warga.
“Kita masih lestarikan tradisi ini hingga sekarang. Apalagi dalam kondisi yang seperti sekarng ini, kita semua juga berdoa, semoga wabah virus corona ini cepat berlalu dan kita bisa menyambut bulan suci Ramadhan serat menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan dengan tenang,” katanya. (dil/im)