kabartuban.com – Penanaman 238 ribu pohon dalam kurun waktu 60 menit secara serentak, telah menorehkan rekor dunia yang dicatat dan ditinjau langsung oleh Guinness Book Of Record. Acara itu dilaksanakan di lahan seluas 23 hektar, di Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Tuban.
Dengan tema pohon dan hutan raya untuk kehidupan, kesejahteraan dan sumber devisa bagi negara, aksi penanaman tersebut melibatkan 5500 orang, meliputi masyarakat tani, pelajar, mahasiswa, pramuka dan anggota Koprabuh.
“Posisi rekor terahir berada di Filipina, dengan rekor 223 ribu pohon,” ungkap Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, dalam sambutannya, Senin (28/11/2016).
Disampaikan oleh Siti Nurbaya, upaya ini dapat memberi refleksi kepada dunia bahwa Indonesia sebagaimana pengakuan internasional dalam program Reducing Emissions Deforestation and Forest Degradation (REDDPlus) Indonesia saat ini berada dalam posisi terdepan.
“Penilaian Guinness Book Of Record akan memperkuat pengakuan tersebut,”kata Siti Nurbaya.
Disamping itu, lanjut Siti Nurbaya, selain untuk mengurangi deforestasi, degradasi hutan dan lahan dalam program REDDPlus, upaya penanaman pohon juga dilakukan untuk pengendalian perubahan iklim global dan mengatasi pencemaran lingkungan.
“Seperti yang telah ditegaskan oleh Bapak Presiden, bahwa menanam pohon harus jelas dan nyata apa yang akan diperoleh oleh rakyat,” ujarnya.
Masih terang Siti Nurbaya, peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2016 ini dilaksanakan berbeda dari tahun-tahun sebelumnnya, karena mengandung makna upaya peningkatan produksifitas ekonomi rakyat bersama koperasi. Untuk perkembangan kemampuan dan kekuatan ekonomi rakyat yang didukung oleh sistem manajemen produksi yang baik dan usaha distribusi koperasi dengan kapasitas manajemen korporasi.
“Untuk pertamakali inisiatif ini dikembangkan oleh Koprabuh, kemudian masyarakat yang sudah menanam pohon secara serentak diharuskan untuk merawat pohon tersebut” pungkasnya.(din/har)