PMI Tuban Operasikan Alat Canggih Periksa Darah

300
agusPMI
Petugas tehknis, Agus saat menunjukkan alat pemeriksaan darah yang sudah canggih

kabartuban.com – Sudah setahun ini Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tuban mengoperasikan alat canggih pemeriksa darah. Alat tersebut bernama Architec, yang memiliki fungsi untuk pemeriksaan infeksi menular melalui transfusi darah.

Informasi yang diterima kabartuban.com, Sabtu (7/11/2015) menyebutkan, alat canggih ini didatangkan guna memeriksa darah yang siap didonorkan pada pasien dalam kapasitas besar. Tidak tanggung-tanggung, sekali beroperasi alat ini mampu memeriksa darah sebanyak 100 tabung sampel.

Petugas teknis UTD PMI Tuban, Agus mengatakan, alat ini sungguh canggih, selain mampu memeriksa 100 tabung sampel. Pemeriksaan dengan menggunakan alat ini juga lebih valid dalam mendeteksi kelayakan darah yang siap donor. “Dulu masih manual memeriksa darah harus satu persatu dan membutuhkan waktu yang lama, tapi kini sudah tidak,” tuturnya.

Dijelaskan Agus, pengoperasian alat ini cukup mudah dan simpel. Petugas hanya menaruh sampel darah di lubang-lubang kecil yang sudah disediakan. Kemudian, diopereasikan melalui komputer yang sudah satu paket dengan alat tersebut. Setelah melakukan pemograman, hasil pemeriksaan darah itu akan muncul Results List Report (RLS) dalam bentuk print out.  Didalam RLS tersebut satu sampel darah akan menghasilkan 4 uji kadar, seperti Syphilis, HbsAgQ2, Anti-HCV dan HIVAg/Ab. Bilamana 4 uji tersebut sampel darah dinyatakan sehat maka “result” akan muncul tulisan “Nonreactive” atau istilahnya negatif dari 4 uji kadar tersebut.

“Ini sudah canggih, jadi pemeriksaan tidak perlu satu persatu, waktu pengoprasiannya juga tidak lama. Selanjutnya, bila alat ini ada yang bermasalah, maka akan muncul dengan sendirinya di layar komputer dan menunjukkan vahwa ada kerusakan pada sistem,” ungkapnya.

Ia menambahkan, UTD PMI di wilayah Jawa Timur yang menggunakkan alat canggih ini baru beberapa kabupaten dan kota. Sesuai data dan informasi, UTD PMI yang sudah memakai alat ini yakni Malang, Jember, Surabaya dan Tuban. “Memang alat ini baru dan mahal, makanya tidak semua UTD PMI memiliki alat ini,” pungkasnya. (su/im)

/