kabartuban.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Timur telah memutuskan akan memutup dua SMAN yang ada di Tuban, Disdik Jatim sudah memutuskan akan menutup SMAN 1 Senori dan SMAN 1 Widang, pasalnya karena sudah bertahun-tahun tak memenuhi pagu . Dan sebagai gantinya dua bangunan sekolah tersebut akan digantikan menjadi SMKN atau sekolah kejuruan.
Diketahui pagu di dua sekolah tersebut selalu tidak penuh, puncaknya pada PPDB 2021 yang lalu SMAN 1 Widang yang saat itu di pimpin oleh Ilham Basyori sangat kekurangan murid pasalnya sekolah tersebut menduduki peringkat pertama dengan jumlah kekurangan terbanyak hingga 81 siswa.
Tak hanya itu, SMAN 1 Widang juga kurang berprestasi, salah satu yang bisa dilihat dari tak meloloskan satupun siswa ke seleksi nasioal masuk ke perguruan tinggi negeri (SNMPTN).
Sedangkan pada PPDP 2021 , Sekolah yang berjuluk Smansor ini kekurangan 67 siswa atau berada di peringkat ke lima jumlah terbanyak kekurangan pagu. Selama di pimpin dua Tahun oleh pelaksana tugas (Plt) Darusman yang juga definitive kepala SMAN1 Jatirogo, sekolah ini berupaya memunculkan prestasi siswa dengan program double track yang dibangun.
Dengan pertimbangan akan ditutup, saat ini dua SMAN itu tak memiliki kepala sekolah. Meskipun minim prestasi, Ilham basyori diselamatkan dari SMAN 1 Widang dan digeser ke SMAN5 Tuban.
Kabar akan ditutupnya dua sekolah itu dibenarkan oleh Kepala Cabang Disdik Provinsi Jatim Wilayah Bojonegoro –Tuban Adi Prayitno. Dalam hal ini Adi menjelaskan Disdik Provinsi Jatim sudah memutuskan dua SMAN di Tuban akan beralih fungsi menjadi USB (Unit Sekolah Baru) dan statusnya berubah dari SMAN menjadi SMKN.
“Mulai 2022 sudah tidak ada lagi penerimaan siswa di SMAN 1 Widang dann SMAN1 Senori,” tegas Adi Pryitno.
Sementara itu untuk siswa yang sudah ada akan tetap diberi materi pembelajaran hingga lulus dan terkait nama apakah akan menggunakan SMKN 4 dan SMKN 5 Tuban, atau SMKN Widang dan SMKN Senori, Adi menjelaskan hal tersebut akan diinformasikan menyusul.
Untuk saat ini pihaknya masih menyiapkan kebutuhan adaministrtif. Termasuk rekrutmen guru dan tenaga kependidikanya.
“Kepala sekolah dan guru otomatis diisi dari pendidik berlatar belakang kejuruan,” tutup Pak Adi. (nat/dil)