Tuban Kota Lama, Lebih Tua Dari Usianya

3090

Tidak heran jika para wali dulu banyak yang mengatakan, “Thuba man dakhola Tuban” (beruntunglah orang yang masuk Tuban)

kabartuban.com – Kabupaten Tuban yang kini disebut sebagai “Bumi Wali”, telah mencapai hari jadinya yang ke 722. Daerah Tuban menjadi salah satu kota tua di Indonesia yang memiliki banyak sejarah yang tersurat maupun yang hanya tersirat. Nusantara telah lebih dulu mengenal daerah yang menjadi pijakan para wali ini, sebagai wilayah yang subur dan penuh dengan kedamaian, bahkan sejak 1000 tahun yang lalu.

Cukup jelas buktinya jika Tuban disebut sebagai kota tua. Hari jadi kota Tuban jauh lebih tua dari ibu kota Jakarta yang baru mencapai usianya yang ke 488 tahun. Sebagai bagian dari sejarah bangsa ini, Tuban telah mencatat banyak sekali lembaran sejarah.

Dengan melimpahnya kekayaan alam dan kwalitas manusia yang dimiliki pada masanya, maka banyak pendatang yang telah menginjakan kakinya di Bumi Tuban, kemudian enggan meninggalkan Tuban dan ingin menjadi bagian dari sejarah “Bumi Wali”.

Sementara itu, penetapan hari jadi Tuban dimulai tanggal 12 November 1293, diambil dari pengakuan resmi Kerajaan Majapahit terhadap Kadipaten Tuban dengan melantik Raden Arya Ronggolawe sebagai Adipatinya (1293 M). Padahal kota Tuban sudah ada (sudah lahir) sebelum tahun 1293.

Sedangkan nama Tuban sendiri dikukuhkan kurang lebih 20 tahun sebelumnya oleh Ki Ageng Papringan alias Raden Aryo Dandang Wacana (Kakek Ronggolawe). Beliau menamakan kampung yang dibangunnya sebagai Tuban, yang berasal dari kata meTU-BANyune, setelah sekian lama air tawar sulit didapatkan di daerah pantai. Kampung itu kemudian menjadi kota kecil dan Ki Ageng Papringan bertindak sebagai pemimpinnya (R. Soeparmo, 1971: 42).

Dalam sebuah kitab kuno yang tertulis dalam bahasa jawa kawi, Serat Pararaton (Kitab Pustaka Raja) menyebutkan bahwa pada tahun 1293, Pantai Boom Tuban menjadi tempat pendaratan Pasukan Tar-tar dari Kerajaan Mongolia yang akan menyerang Kerajaan Kediri.

Kaisar Kubilai Khan mengerahkan bala tentara Tar-tar karena bermaksud menghukum Raja Kertanegara yang telah menghina dirinya dengan memotong telinga utusannya.

Jauh hari Raja Kertanegara sebenarnya telah tewas di tangan Prabu Jayakatwang dari Kerajaan Kediri. Namun Kubilai Khan tak mengetahuinya. Kedatangan pasukan Tar-tar ini dipengaruhi oleh Raden Wijaya, raja pertama Majapahit agar mau secara bersama-sama menyerang Kediri.

Akhirnya Kediri bisa dikalahkan oleh gabungan tentara Tar-tar dan pasukan Raden Wijaya. Pasukan Tar-tar yang sudah banyak kehilangan prajuritnya itu selanjutnya dengan mudah dipukul mundur oleh Raden Wijaya bersama wakilnya, Raden Ronggolawe.

Setelah Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja pertama Majapahit pada 12 November 1293 maka diangkatlah Ronggolawe sebagai Mantri Amancanegara (menteri luar negeri) dan Adipati Dataran (bupati) di Tuban. Sejak saat itu pulalah Pantai Boom ini menjadi pelabuhan niaga internasional, dan Tuban semakin dikenal di seantero Nusantara. (riz/im)

/