kabartuban.com – Bagi warga Jawa Timur pastinya sudah tidak asing lagi dengan moto ‘Jer Basuki Mawa Beya’, lambang tersebut merupakan lambang resmi Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemrov Jatim).
Dilansir dalam situs Pemrov Jatim, dijelaskan makna lambang Jawa Timur. Salah satunya adalah pita dasar dengan warna putih berisi tulisan JER BASUKI MAWA BEYA. Itu adalah moto Jawa Timur yang mengandung makna bahwa untuk mencapai suatu kebahagian diperlukan pengorbanan.
Moto tersebut juga menjadi landasan untuk menggugah kesadaran berkorban dalam gairah usaha membangun dengan tujuan mencapai kebahagian bersama.
Selain itu, moto tersebut memiliki nilai bersejarah yang dapat dilihat dari sebagian perkembangan Jawa Timur dalam pembangunan untuk mengisi kemerdekaan Indonesia. Tiap pembangunan di Jatim menggunakan moto itu dan mengalami kemajuan pada banyak bidang.
Baca Juga: Supporter Tuban Gelar Doa Bersama untuk Korban Tragedi Kanjuruhan Malang
Pada Peraturan Daerah Provinsi Jatim No 6 Tahun 2007 pasal 1 ayat 2 dijelaskan, Jer Basuki Mawa Beya juga mengandung nilai filosofis. Yakni moto tersebut juga diterapkan kepada seluruh aparatur pemerintah daerah dalam melaksanakan tugasnya, maupun masyarakat Jawa Timur dalam memberikan partisipasinya pada tiap pembangunan.
Adapun arti Jer merupakan ‘memang’, Basuki ‘selamat berhasil, Bahagia, Mawa Beya ‘biaya atau dana’. Sehingga jika diartikan adalah setiap keinginan, cita-cita dan kebahagiaan pasti membutuhkan biaya, baik itu bentuknya berupa uang, tenaga, pikiran atau pengorbanan lain.
Penerapan Jer Basuki Mawa Beya bisa diambil contoh saat ingin mencapai suatu kedudukan, baik itu sebagai pemimpin maupun wakil rakyat. Maka, harus ada yang dibayar atau pengorbanan yang harus dilakukan.
Contohnya, apabila ada seseorang yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah maka dirinya harus siap mengorbankan waktu bersama keluarga yang tentunya semakin berkurang.
Harapannya, praktik korupsi dan politik uang tidak akan terjadi jika seorang pemimpin atau wakil rakyat menerapkan moto Jer Basuki Mawa Beya. Sebab, moto itu mengandung makna yang mulia demi kebaikan bersama. (hin/dil)