kabartuban.com – Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Banjir adalah keadaan dimana suatu daerah tergenang air dalam jumlah yang besar. Kedatangan banjir dapat diprediksi dengan memperhatikan curah hujan dan aliran air, namun kadangkala banjir dapat datang tiba-tiba akibat dari derasnya aliran air yang tidak bisa ditampung oleh bendungan.
Seperti halnya pada Kamis (19/11/2021) kemarin, Kota Tuban mengalami banjir tepatnya di Jl.Letda Sucipto, bukan hanya sekali itu saja namun tahun lalu juga sering terjadi banjir di sepanjang jalan sehingga membuat para pengendara was-was.
Kepala Dinas Pekerja Umum dan Penata Ruang (PUPR) Tuban Agung Supriyadi saat dikonfirmasai mengatakan bahwa banjir tersebut dari arah selatan karena jembatan tidak mampu menampung air hujan yang cukup deras, sehingga air meluber dan turun ke jalan.
“Jembatan atau gorong-gorong tidak mampu menampung debit air yang sangat besar dari arah atas atau selatan. Karena air harus antri untuk bisa lewat jembatan, maka air meluber ke timur dan barat jembatan dan daerah sekitar gang adalah berupa cekungan, sehingga air harus antri masuk ke jembatan,” ujar Agung Supriyadi, Rabu (24/11/2021).
Hingga kini pemerintah terus berupaya untuk mengatasi hal tersebut, Kepala Dinas PUPR menerangkan bahwa dirinya sudah berupaya untnuk membersihkan sampah-sampah dan tanaman yang ada di sekitar jembatan arah tidak meyumbat air.
“Untuk jangka pendek, tadi sudah dibersihkan tanaman-tanaman sekitar jembatan, sangkrah-sangkrah, gali waled atau tanah namun juga perlu kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai, karena setelah dicek di bawah jembatan banyak sangkrah dan sampah yang tersangkut dan menutupi laju air,” tambahnya.
Setelah dilakukan evaluasi ternyata terdapat banyak sampah yang ada di dalam gorong-gorong dan waled, hal ini perlu kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di aliran air seperti di sungai, selokan, gorong-gorong dan waled agar air tidak meluap ke jalan da mengakibatkan banjir.
“Banyak sangkrah dan sampah yang tersangkut sehingga menyebabkan aliran air terhambat dan meluber ke samping jembatan. Di samping itu gorong-gorong jembatan yang sebelah utara kurang lebar, menyebabkan laju air kurang maksimal,” ujarnya.
Hingga saat ini, Pemerintah masih merencanakan untuk terjadinya meminimalisir banjir dengan mengganti dan meninggikan gorong-gorong agar banjir di daerah tersebut tidak terjadi kembali.
“Untuk jangka panjang akan diganti dan ditinggikan gorong-gorongnya,” tutupnya.
Sementara itu salah satu warga yang berada di sekitar wilayah banjir mengatakan, salah satu penyebab banjir dimungkinkan adanya proyek pengerjaan jalan ring road. Di satu sisi warga mengaku tidak heran dengan banjir yang melanda Tuban, karena hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Tuban belum strategi jitu untuk mengatasi hal tersebut.
“Banjir udah biasa, kalau ini mungkin kiriman dari desa Kembangbilo, karena disana ada pembangunan jalan, jadi airnya tidak bisa ngalir seperti biasa karena jalannya kan tinggi” ungkap Kasturi (50). (nat/dil)