kabartuban.com – Wisata religi saat ini menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat untuk mengisi liburan keluarga. Salah satu destinasi wisata religi di Tuban yang menarik untuk dikunjungi adalah Masjid Aschabul Kahfi, yang terletak di Dusun Wire, Desa Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menawarkan pengalaman unik karena lokasinya yang berada di dalam gua, menjadikannya tempat yang penuh daya tarik bagi para pengunjung.
Masjid peninggalan Syekh Maulana Al Maghribi ini ditemukan dan mulai dibangun sejak tahun 2002 oleh KH. Subhan Mubarok. Keunikan masjid ini terletak pada struktur alam sekitarnya yang dikelilingi oleh stalagmit dan stalaktit yang telah kering, dipadukan dengan ornamen ukiran kaligrafi yang dikombinasikan dengan aksara Jawa. Keindahan interior masjid semakin bertambah dengan adanya marmer yang menghiasi tiang dan anak tangga yang menghubungkan ruangan satu dengan ruangan lainnya.
“Jadi gua ini ditemukan pada tahun 2002 dan pada tahun itu juga gua ini mulai dibangun oleh KH. Subhan Mubarok dan diteruskan oleh anaknya Gus Samsul Anam,” jelas Tawun, sesepuh juru kunci wisata religi Perut Bumi, Minggu (23/06/2024).
Selain sebagai tempat ibadah umat muslim, Masjid Aschabul Kahfi juga berfungsi sebagai pondok pesantren, tempat para santri menimba ilmu. Masjid ini menyimpan sejumlah situs peninggalan para ulama terdahulu, seperti petilasan Syekh Maulana Al Maghribi serta tempat pertapaan Singo Joyo dan Putri Ayu Sendang Harjo. Keberadaan situs-situs bersejarah ini menambah nilai spiritual dan edukatif bagi para pengunjung, menjadikannya destinasi wisata religi yang kaya akan sejarah.
“Iya, di sini selain keunikan masjid yang berada di dalam gua, tetapi tempat ini juga ada pondoknya sebagai tempat menimba ilmu para santri. Selain petilasan Syekh Maulana Al Maghribi, di sini juga tempat pertapaan Singo Joyo dan Putri Ayu Sendang Harjo,” ungkap Joko, salah satu juru kunci wisata religi perut bumi.
Ketika masuk ke dalam masjid, pengunjung akan menemukan ruangan yang terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu ruang istighosah, ruang pertemuan, dan ruang kuliah subuh. Keunikan tata ruang ini membuat pengunjung merasa nyaman dan tenang saat beribadah.
Untuk masuk tempat wisata ini, pengunjung dikenai tarif biaya 50 ribu untuk rombongan satu bus, 30 ribu untuk rombongan elf, dan 5 ribu untuk perorangan yang tidak membawa rombongan. Tarif masuk ini sebagai bentuk dukungan untuk pembangunan.
“Saya setiap bulan pasti ke sini, kadang sampai sebulan dua kali. Selain tempatnya yang unik dan nyaman untuk wisata religi, tujuan utama tentu saja mengharap keberkahan dari Syekh Maulana Al Maghribi,” ungkap Syafi’i, salah satu pengunjung dari Lumajang. (zam/zum)