Asongan Mengais Rejeki Agustusan

466
asongan2
Seorang pedagang asongan menjual topi pada saat acara pawai budaya nusantara

kabartuban.com – Berbagai macam kegiatan dalam kemeriahan pesta Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) yang ke 70 di Tuban, membawa berkah tersendiri bagi pedagang asongan di Bumi Ronggolawe. Panasnya matahari yang terbentang di langit Tuban menjadi pendukung keberkahan para pedagang air mineral, makanan ringan, bahkan penjual topi cukup gesit memanfaatkan momen itu.

Salah seorang pedagang asongan dari Plumpang mengaku, bahwa rangkaian kegiatan ‘agustusan’ di Tuban ini cukup membahagiakan buat dirinya. Pasalnya, omset penjualannya otomatis meningkat tajam.

“ini termasuk rejeki tahunan saya, penjualan saya otomatis meningkat mas. Tidak hanya acara di tingkat Kabupaten, sepanjang bulan agustus kegiatan tidak ada hentinya kalau mau ngejar jualan di kecamatan – kecamatan,” ungkap Arif saat menjual air meniral pada pengunjung yang sedang menyaksikan Pawai Budaya Nusantara pada 11 Agutus yang lalu.

Menurutnya, semisal pada hari biasa dia mendapatkan hasil 1000 rupiah, maka pada acara – acara perayaan hari kemerdekaan ini, penghasilannya bisa mencapai 5000 rupiah. “Ibaratnya begitu mas, kalau penghasilan saya berapa, ya gak enak lah kalau disebutin,” ucap Arif sambil melayani beberapa orang yang sedang membeli dagangannya.

Selain Arif, terlihat cukup banyak pedagang asongan yang mondar mandir menjajakan dagangannya. Mulai air mineral, kacang, manisan, tahu goreng, hingga seorang pedagang asongan yang menjual topi begitu lincah memanfaatkan teriknya matahari untuk mengais rejeki.

Sementara itu, seorang pedagang sosis, Jaelani mengatakan, “Perayaan hari kemerdekaan ini memang merupakan berkah tersendiri buat kita. Apalagi sejak Bupati Huda ini, pedagang asongan dan PKL yang ada di Tuban ini lebih bebas berdagang, dibandingkan masa sebelumnya,” papar Jaelani yang sudah terlihat tua, Jumat (14/8/2015).         

“Kalau dulu, jualan di alun – alun ini bisa tiap hari ribut dengan Sat Pol PP, sampeyan tahu sendiri, dulu PKL sama sekali nggak boleh jualan di area sekitar alun – alun ini,” imbuh Jaelani. (riz/im)

/