kabartuban.com – Banjir bandang yang melanda kawasan Kecamatan Merakurak, seperti di Desa Kapu, Tahulu, Mandirejo, dan beberapa desa lainnya setiap kali turun hujan deras akan sulit teratasi. Pasalnya, pemerintah Kabupaten Tuban menyatakan ketidaksanggupannya untuk mencukupi kebutuhan dana dan waktu yang dibutuhkan untuk pembenahan sampai standart sempurna juga diperhitungkan cukup lama.
Kepada wartawan media ini, Bupati Tuban Fathul Huda menyatakan, wilayah Kecamatan Merakurak akan bebas banjir jika dibuatkan embung atau tampungan air di sekitaran wilayah Desa Jadi, Kecamatan Semanding. Namun, untuk membangun embung tersebut membutuhkan dana yang cukup banyak, yakni sekitar Rp 150 miliar.
”Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kita belum mencukupi kalau untuk pembangunan satu unit embung yang memakan dana sebanyak itu,” ujar Bupati Huda, Rabu (6/1/2016).
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban akan melakukan normalisai saluran air yang telah ada saat ini. Sehingga, saat datang musim penghujan saluran air terebut dapat berfungsi dengan baik, dan dapat mengurangi dapak dari banjir tersebut.
”Kalau menyelesaikan, tidak bisa. Namun kita bisa terus meminimalisir, yang bisa kita lakukan sekarang adalah dengan melakukan perbaikan atau normalisasi saluran air atau drainase yang telah ada,” ungkapnya.
Bupati Huda juga berharap, masyarakat Tuban dapat bersama – sama melestarikan alam di Kabupaten Tuban, misalnya dengan melakukan penanaman pohon sebanyak-banyaknya. Orang nomor satu di Bumi Wali tersebut menghimbau kepada masyarakat untuk tidak menebang pohon secara sembarangan, terutama untuk masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan.
”Kalau kita lihat sekarang pohon-pohon di daerah pegunungan itu tinggal sedikit sekali. Sehingga, jika hujan airnya langsung mengalir ke daerah yang lebih rendah karena tidak ada penghalangnya. Dan terjadilah banjir di daerah yang memiliki dataran rendah seperti di beberapa desa di Merakurak itu,” pungkasnya. (al/im)