Dalam Dua Hari, 40 Warga Tuban Laporkan Motor Mbrebet ke Pos Pengaduan Pertamina di SPBU Sleko

kabartuban.com – Suara mesin motor yang tiba-tiba “mbrebet” menjadi pemandangan tak asing di sejumlah bengkel dan halaman rumah warga Tuban sepekan terakhir. Sejak akhir Oktober, keluhan serupa datang bertubi-tubi dari berbagai penjuru daerah, mulai dari pusat kota hingga pelosok kecamatan.

Menindaklanjuti laporan itu, Pertamina akhirnya mendirikan pos pengaduan, kalau di Bumi wali ini pos tersebut berada di SPBU Seleko, Tuban. Pos yang menjadi tempat warga melaporkan kerusakan kendaraan yang diduga akibat bahan bakar jenis Pertalite.

Dalam dua hari terakhir ini, sedikitnya 40 warga sudah melapor ke pos tersebut. Mereka datang silih berganti, membawa bukti nota perbaikan dari bengkel dan identitas peribadi seperti KTP.

“Rata-rata keluhannya sama, mesin brebet, kalau digas besar malah mati. Setelah dicek di bengkel, kebanyakan harus kuras tangki, ganti filter, dan busi,” terang Johan, admin SPBU Seleko, Selasa (28/10/2025).

Ia menyebut, keluhan mulai muncul sejak 21 Oktober. Warga mengaku mencium bau menyengat dari bahan bakar yang mereka beli di SPBU itu, meski secara kasat mata warna Pertalite masih tampak normal dan tidak ditemukan kadar air.

“Pertamina sudah datang dan mengambil sampel bahan bakar untuk diuji di laboratorium. Dan pada Hari ini, Pertalite di SPBU Seleko ingsaallah sudah aman,” tambah Johan.

Meski begitu, kerugian warga sudah terlanjur terjadi. Dari pengakuan sejumlah pemilik motor, mereka harus merogoh kocek hingga Rp200 ribu sampai Rp500 ribu untuk memperbaiki kendaraan mereka.

Soal kompensasi atau ganti rugi, pihak SPBU tempat pos pelaporan itu belum memberikan kepastian.

“Untuk kompensasi kami belum tau itu, semoga ada. Arahan dari Pertamina hanya untuk membuka pos pengaduan dulu,” ungkap Johan.

Sementara itu, di tengah ketidakpastian tersebut, banyak warga kini memilih beralih sementara ke Pertamax. Di SPBU Seleko, antrean motor di jalur Pertamax justru tampak lebih ramai dari biasanya. Johan mengaku pasca insiden ini pihaknya mengalami kerugian, namun ia tak menyebutkan jumlah kerugian itu.

Dari pantauan kabartuban.com di pos pengaduan SPBU Seleko, pada pukul 15:00 WIB warga masih silih berganti melaporkan insiden mberebet berjamaah ini.

Bagi sebagian warga, insiden “mbrebet massal” ini bukan sekadar soal mesin yang ngadat, tapi juga soal kepercayaan pada bahan bakar yang mereka gunakan setiap hari. Kini mereka menunggu kejelasan apakah ada kesalahan teknis, atau memang ada sesuatu yang berubah dalam bahan bakar yang selama ini jadi andalan masyarakat.

Sebagai tambahan, Pos pengaduan di SPBU Seleko buka mulai pukul 08:00-16:00 WIB. (fah)

Populer Minggu Ini

Warga Kepohagung Geruduk Kantor Kecamatan, Tuntut Kades Lengser Usai Diduga Tilep Dana Miliaran

kabartuban.com - Suasana di Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, memanas....

DPRD Tuban Soroti Dugaan Pertalite Bermasalah, Dorong Penegakan Sanksi Jika Terbukti

kabartuban.com - Persoalan bahan bakar Pertalite yang diduga menyebabkan...

Warga Resah Jalan Rusak dan Licin, Polisi Tindak Truk Bertonase Berat di Merakurak–Montong

kabartuban.com - Maraknya kendaraan berat yang melintas di jalur...

Polisi dan Pemkab Tuban Sidak SPBU Terkait Pertalite Diduga Bermasalah

kabartuban.com - Menyusul maraknya keluhan masyarakat Kabupaten Tuban terkait...

Ratusan Warga Remen dan Tasikharjo Demo di Depan TPPI, Tuntut Kompensasi dan Prioritas Kerja Lokal Organik

kabartuban.com - Ratusan warga dari Desa Remen dan Tasikharjo,...
spot_img

Artikel Terkait