kabartuban.com – Musim hujan rawan dengan Demam Berdarah (DBD), data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tuban mencatat dalam musim hujan kali ini sebanyak 24 desa yang terhinggap penyakit DBD.
“Saya harap, kasus DBD nanti di bawah 42 desa, karena Januari tahun kemarin 42, sekarang sudah menginjak Januari akhir,” ungkap Kepala Dinkes Saiful Hadi
Lebih lanjut, Saiful juga menerangkan, setiap ada kasus langsung SMS Camat agar diadakannya Jum’at bersih, khususnya desa-desa yang terhinggap penyakitnya DBD dengan kembalinya gotong-royong untuk memberikan lingkungannya.
Dinkes juga mengupayakan agar tidak terlalu sering mengadakan fogging, karena dirasa fogging belum mampu untuk mematikan dalam jangka panjang dengan masih adanya jentik-jentik yang nantinya bisa menjadi nyamuk.
“Kalau kita fogging sekali, anggarannya sekitar 2,5 juta, itu akan kalah dengan abatisasi itu kalau tiap bulan, padahal idealnya dua minggu sekali, jentik menjadi nyamuk itu dua minggu, kalau foggingnya habis, dua minggu muncul lagi,” jelas Saiful
Banyaknya yang terjangkit DBD di daerah yang berdekatan dengan Bojonegoro, termasuk Senori dan Bangilan. DBD yang kini menyerang mayoritas di bawah umur 15 tahun dan sebagian kecil orang dewasa.
“Memang yang paling mudah terjangkit DBD dibawah umur 15 tahun, kalau dewasa jarang. Tapi, sekarang nyamuknya sudah tambah besar dan bisa menyerang orang dewasa walaupun sistem imun kekebalan tubuh lebih kuat dibanding anak-anak,” pungkas Saiful. (mus/im)