Fenomena Suhu Dingin, BMKG Tuban Ungkap Penyebabnya

170
Foto: Ilustrasi Orang Kedinginan

kabartuban.com – Fenomena suhu dingin yang terjadi beberapa waktu terakhir merupakan peristiwa alamiah yang umum terjadi pada musim kemarau, khususnya saat bulan-bulan puncak musim kemarau mulai bulan Juli hingga September, Rabu (3/8/2022).
Fenomena ini terjadi disebabkan karena pada saat bulan Juli di Benua Australia berada dalam periode musim dingin.

“Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergeraPulkan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsun Australia,” ungkap Zem Ariyanto Kepala BMKG Tuban.

Baca Juga : Empat Desa Tak Ada Calon, Pendaftaran Capilkades di Tuban Di Perpanjang 

Lebih lanjut menurut Zem, Monsun Autralia bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Hindia yang memiliki suhu muka laut yang relatif lebih dingin. Sehingga hal tersebut menyebabkan suhu di beberapa wilayah Indonesia terutama yang berada di selatan khatulistiwa seperti Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara suhunya terasa lebih dingin.

Selain itu, berkurangnya tingkat perawanan di sekitar Jawa hingga Nusa Tenggara turut memicu kondisi suhu lebih dingin pada saat malam hingga menjelang pagi hari. Kondisi langit yang cerah saat malam hari menyebabkan radiasi yang dilepaskan oleh bumi ke atmosfer menjadi maksimal karena tidak ada tutupan awan yang memantulkannya kembali ke bumi. Sehingga suhu di permukaan bumi akan terasa lebih dingin.

Baca Juga: PDIP Tuban Siap Hadapi Pemilu 2024, Targetkan 10 Kursi DPRD

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BMKG Tuban mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak perlu khawatir karena fenomena ini merupakan peristiwa yang lumrah terjadi setiap tahunnya.

“Cukup menjaga kesehatan badannya karena tubuh yang terlalu sering kedinginan akan membuat kita mudah sakit, dan jangan lupa menggunakan pakaian hangat saat berada di luar ruangan pada malam hari,” harapnya. (mel/dil)

/