kabartuban.com – Industri Kecil Menengah (IKM) menjadi cukup diperhitungkan mengingat pertumbuhan hasil dari sektor tersebut yang terus meningkat. Kabupaten Tuban merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki banyak potensi industri kreatif. Salah satunya Home Industri berbagai model tas yang ada di Kecamatan Soko.
Salah seorang pemuda Desa Prambon Kecamatan Soko Kabupaten Tuban, Masduki memutuskan diri untuk menekuni usaha industri tas dan sejenisnya, dari bahan mitasi dan kulit. Hari ini Minggu (27/5) kabartuban.com berkunjung ke kediaman Masduki yang sekaligus menjadi rumah produksinya.
Kepada kabartuban.com Masduki menceritakan bahwa dia mulai menekuni usaha tas ini baru akhir tahun 2011 kemarin. Sebelumnya Masduki bekerja pada perindustrian tas di Surabaya. Meski terhitung baru, pemasaran Masduki sudah cukup lumayan. Produk buatannya bahkan masuk ke pusat grosir besar di Surabaya, seperti Jembatan Merah Plasa (JMP) dan Giant. Masduki mengatakan, “Usaha ini masih sangat kecil mas, belum apa – apa. Semua bahan kita beli dari Surabaya, dan pemasarannya pun lebih banyak ke Surabaya”.
Masduki mengaku bahwa wirausaha ini dibuat dengan modal 15 juta. “Kita mengawali dengan modal 15 juta mas. Untuk membuat usaha ini menjadi besar, masih perlu banyak modal dan tenaga lagi”, kata Masduki. Lebih lanjut Masduki mengatakan, “selain modal, pemasaran juga masih menjadi kendala. Khususnya di Tuban sendiri masih sulit membuka pasar produk ini.” Terkait dengan gencarnya persaingan produk serupa dari berbagai daerah, Masduki mengatakan, “Kita tidak terlalu mengikuti persaingan harga mas, pelan – pelan saja yang penting jaga kwalitas. Saya yakin dengan kwalitas yang terjaga bagus, perlahan pelanggan akan datang sendiri.”
Di rumah produksi Masduki, tampak 2 orang karyawannya sedang bekerja membuat dompet dan tas. Produk putra daerah ini diberi label 5758 (dibaca: maju mapan). Dengan modal 15 juta tersebut, saat ini pendapatan Masduki setiap bulan mencapai 2 s.d 3 juta.
Dinas Perindustrian dan Pariwisata Kabupaten Tuban juga menjadikan IKM sebagai sasaran Binaan. Seperti dikatakan oleh salah satu staf Bidang Perindustrian Disperpar Tuban, Rusmaji, bahwa pihaknya akan terus terus memacu industri kreatif di Kabupaten Tuban. “Industri Kecil yang ada kita dorong untuk menjadi besar dengan adanya pelatihan – pelatihan, akses permodalan dan akses pemasaran. Kemudian selain mendorong industri kecil menjadi besar, kita juga serius untuk menumbuhkan wirausaha baru”, kata Rusmaji.
Meski banyak usaha yang diprogramkan oleh pemerintah, namun banyak pihak masih meragukan keseriusan pemerintah dalam penanganan IKM secara menyeluruh. Seperti disampaikan Syaiful, Pengusaha Kopi dari Jenu ini mengatakan, “Program – program dari Disperpar itu masih banyak yang formalitas saja. Saya melihat masih banyak titik lemahnya. Pelatihan – pelatihan yang diadakan pun tidak membuahkan hasil yang signifikan. Kemudian yang terpenting lagi adalah pemasaran produk.” Ungkap Syaiful.
Hal senada juga disampaikan Masduki, “Tuban ini yang kurang tempat pemasarannya mas, masih sulit membuka area pasar di sini.” “Saya dengar ada rencana pembangunan pusat kerajinan dan oleh–oleh di area bekas terminal lama, kita lihat saja nanti bagaimana hasilnya.” Tambah Masduki. (rul)