kabartuban.com – Menanggapi kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang kian merebak di Jawa Timur, Pj. Gubernur Jatim, Adhy Karyono melakukan peninjauan di beberapa tempat peternakan sapi.
Salah satu daerah yang ditinjau adalah Pujon, Malang. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap PMK agar tidak menjangkit hewan ternak di Jawa Timur dalam rasio yang lebih luas.
“Kita benar-benar mengantisipasi PMK dengan dimulai dengan memperketat kebijakan jalur lalu lintas perdagangan sapi serta hewan ternak lainnya, membersihkan kandang dan lingkungan dengan cairan disinfektan serta memberikan vaksinasi kepada ternak sehat sebagai langkah pencegahan,” ujar Adhy dengan lugas.
Pj. Gubernur Jatim itu juga meminta kepada seluruh Koperasi untuk bisa melakukan vaksinasi mandiri seperti yang dilakukan oleh Koperasi SAE Pujon.
“Ketika wabah PMK kembali melonjak, koperasi langsung memberikan vaksinasi dan vitamin kepada hewan ternak sapi,” ujarnya.
Hewan yang sudah sehat juga diurus dan dipelihara oleh koperasi, sementara vaksinasi bagi kepemilikan sapi pribadi masih menjadi tanggung jawab pihak pemerintah.
Dilansir dari beritajatim.com, Adhy juga menyatakan bahwa hingga saat ini terdapat 25 ribu vaksin yang sedang berjalan, ditambah dengan vaksin dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jatim sebanyak 325 ribu dan 1,4 juta vaksin dari Kementerian Pertanian.
“Memang kebutuhannya sebesar 6-7 juta vaksin. Akan kami masifkan seiring dengan terjadinya peningkatan PMK,” jelasnya.
Sejak 1 Desember 2024 hingga 10 Januari 2025 setidaknya telah tercatat 11.317 ekor sapi terjangkit PMK dengan kondisi 70 persen proses penyembuhan, 22 persen sembuh, sementara sisanya mati serta dipotong paksa.
Namun, Adhy mengatakan bahwa jumlah tersebut masih belum termasuk dalam kategori besar karena persentasenya masih 3 persen dari jumlah populasi. (za)