kabartuban.com – Dalam upaya pencapaian target program Peningkatan Produksi pertanian, Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) telah mengembangkan sistem tanam padi dengan pola jajar legowo.
Gaguk Sudarmono, Selaku plt. Kepala BPPKP menjelaskan, pola penanaman dengan jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanah dan tanaman lebih banyak berada di pinggir.
“Pola tanam jajar legowo itu misalnya, yang awalnya padi ditanam dengan 4 baris, akan menjadi dua baris, dengan cara barisan yang dibelakangnya bisa dipindah di bagian sela-sela tanaman yang ada di barisan depannya. Kelihatannya memang menghilangkan satu barisan tanaman, tapi itu tidak, malah menambah populasi tanaman dibarisan depannya,” terang Gaguk pada wartawan media ini, Jum’at (8/1/2016).
Proses meningkatnya produksi padi, tidak hanya dipengaruhi oleh penggunaan bibit unggul, pemupukan yang tepat sasaran, pengairan yang tepat, atau pengendalian hama penyakit. Namun, pengaturan jarak tanam juga perlu.
“Petani selama ini hanya menggunakan pola tanam lama, cuma itu-itu saja, jadi nanti petani Tuban diharapkan bisa mencoba pola tanam yang baru,” pungkas Gaguk.
Lebih lanjut Gaguk menambahkan, dengan memperluas barisan bisa mempermudah petani untuk memupuk ataupun pada saat membasmi hama. ”Jadi petani kalau mau membersihkan rumput (matun) ataupun memupuk, ada jalan, tidak usah miyak-miyaktanaman, agar tanaman tidak rusak,” paparnya.
Dari hasil penelitian dan penyuluhan, pola tanam Jajar legowo sangat baik untuk tanaman, karena bisa memberikan ruang lebih leluasa untuk sinar matahari yang masuk, agar proses fotosintesa lebih maksimal, sehingga hasil tanam lebih bagus.
Gaguk menambahkan, dengan pola jajar legowo, hasil produktifitas padi per hektarnya lebih meningkat, sehingga petani bisa lebih untung dan kualitas padi mempunyai nilai jual yang tinggi. (har/riz)