kabartuban.com – Momentum May Day (Hari Buruh Sedunia) pada tanggal 1 Mei menjadi sebuah kilas balik pada sejarah perjuangan buruh Indonesia yang kembali memperlihatkan keberanian seorang wanita yang menjadi simbol keadilan. Marsinah, seorang aktivis buruh yang berani menghadapi tantangan dan ketidakadilan, tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang hingga hari ini, Rabu (01/05/2024).
Pada tahun 1993, di era Orde Baru yang diwarnai oleh ketidaksetaraan dan penindasan terhadap hak-hak pekerja, Marsinah menjadi sorotan karena keberaniannya menentang kondisi kerja yang tidak manusiawi di sebuah pabrik di daerah Mojokerto, Jawa Timur.
Sebagai seorang buruh pabrik sepatu, dia memimpin protes dan pemogokan untuk menuntut hak-hak dasar pekerja, seperti upah yang layak dan kondisi kerja yang aman. Namun, pada tanggal 5 Mei 1993, Marsinah secara misterius menghilang setelah meninggalkan pabrik tempat dia bekerja. Beberapa hari kemudian, jasadnya ditemukan dengan kondisi yang mengerikan, menyiratkan tindak kekerasan yang tidak manusiawi.
Kematian Marsinah memicu kemarahan dan protes dari berbagai kalangan, baik di dalam negeri maupun internasional. Karena, meski para terdakwa kasus pembunuhan Marsinah telah ditangkap, namun akhirnya Mahkamah Agung membebaskan mereka pada tahun 1995.
Hingga kini, Marsinah tetap diingat sebagai simbol perjuangan buruh dan keadilan di Indonesia. Banyak organisasi buruh dan kelompok aktivis lainnya yang mengenang Marsinah dan meneruskan semangatnya dalam memperjuangkan keadilan sosial dan hak asasi manusia. Melalui pengabdian dan pengorbanannya, Marsinah memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya keberanian, ketabahan, dan solidaritas dalam melawan segala bentuk penindasan dan ketidakadilan. (zum/red)