kabartuban.com – Upaya mengentaskan kemiskinan menjadi tantangan terbesar bagi Pemerintah Kabupaten Tuban, pasalnya berdasarkan data badan pusat Statistik (BPS), Tuban masih berada pada tingkat ke lima kabupaten termiskin di Jawa Timur.
Melihat kondisi itu, Pemerintah Kabupaten Tuban tak tinggal diam. Dalam acara musrenbang rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) pada Rabu 30 Apri 2025 kemarin, wakil bupati Tuban Joko Sarwono memaparkan 3 langkah strategis yang akan dilakukan dalam mengentaskan angka kemiskinan di wilayah kepemimpinannya.
Wakil Bupati Tuban, Joko Sarwono, mengungkapkan bahwa Pemkab Tuban menyiapkan tiga strategi utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di daerah tersebut. Langkah pertama adalah memanfaatkan data sosial ekonomi yang valid sebagai dasar kebijakan. Data tersebut merupakan kombinasi dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek), dan data Penyusunan Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Ketiganya digunakan untuk memetakan kondisi sosial, ekonomi, serta kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh dan terintegrasi.
“Ini yang nanti akan menjadi acuan, karena dengan data ini yang jelas polose dari program dan kegiatan itu pasti nanti akan tepat sasaran,” ujarnya.
Kemudian, langkah yang kedua dengan menurunkan beban pengeluaran salah satunya menyediakan transportasi umum Simas Ganteng untuk para pelajar, dengan ini akan mengurangi beban pengeluaran orang tua.
“Kemudian yang di bidang kesehatan, yang jelas kita upayakan peningkatan pelindungannya masyarakat, kita utamakan program-program yang kaitannya dengan prioritas kami yaitu kesehatan, seperti penurunan angka stunting, kemudian penyakit, TBC dan sebagainya, merupakan klinitas dari program pemerintah provinsi maupun dari pemerintah pusat,” terangnya.
Lebih lanjut, Joko menyampaikan bahwa peningkatan pendapatan masyarakat dapat dilakukan melalui proses hilirisasi produk lokal agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
“Semisal dari hasil panen gabah, ke depan kita bisa mengolahnya menjadi tepung, jadi kalau hanya beras saja mungkin hanya terproses di Tuban. Kami berharap petani tidak berhenti di situ sukur sukur bisa langsung jadi tepung itu paling bagus,” lanjutnya.
Sedangkan kalau untuk masyarakat yang tingkat kemiskinanya paling bawah Pemkab Tuban akan memberikan bantuan langsung berupa sembako.
“Untuk kasus kemiskinan yang paling parah, terutama di kategori B2, kedalamannya harus kita angkat. Bentuk intervensinya berupa perlindungan. Jika perlu bantuan konsumsi, misalnya makanan, maka intervensi bisa dalam bentuk beras 400 gram per hari, dan sebagainya,” pungkas Joko. (fah)