kabartuban.com — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan kekesalannya terhadap lambatnya perkembangan Proyek Strategis Nasional (PSN) Grass Root Refinery (GRR) atau Kilang Tuban yang dikelola Rosneft Singapore Pte Ltd. Proyek yang senilai Rp.238,25 triliun tersebut hingga kini belum menunjukkan kepastiannya.
Bahlil mengisyaratkan kemungkinan untuk membuka peluang bagi investor baru untuk menggantikan Rosneft jika tidak ada perkembangan signifikan. Ia menegaskan, investor asing tidak boleh menghambat proyek strategis nasional.
“Kepada pemegang-pemegang konsesi, wilayah kerja yang sudah selesai eksplorasi, tapi kemudian tidak mau buat plan of development (PoD) dan tidak mau berproduksi, dalam kurun waktu tertentu yang sesuai aturan, kemungkinan kita akan buka investor baru. Karena nggak boleh barang negara dibuat lambat, nggak boleh,” ujar Bahlil di kantornya, Jum’at (29/11/2024).
Ketika ditanya kemungkinan Rosneft digantikan oleh investor baru, Bahlil menyatakan hal tersebut masih akan dibahas lebih lanjut dengan PT Pertamina (Persero).
“Belum tentu. Nanti kita bahas dengan Pertamina,” ucapnya.
Bahlil juga mengungkapkan telah bertemu dengan Direktur Utama Pertamina, Simon Mantiri, untuk membahas kelanjutan keputusan investasi akhir atau final investment decision (FID) Rosneft dalam proyek ini.
“Saya kemarin baru selesai ketemu Pak Dirut Pertamina, tapi kita belum sempat mendetailkan,” katanya.
Menurutnya, kementerian ESDM sebenarnya menargetkan FID Kilang Tuban selesai pada November 2024. Namun, target tersebut terkendala pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak, karena Bahlil juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
“Saya memang agendakan akhir November, tapi kan kita baru selesai Pilkada. Sebagai Ketum Partai kan harus meng-clearance Pilkada dulu,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Hermansyah Y. Nasroen, menyatakan bahwa Pertamina saat ini masih fokus pada proses persiapan dokumen FID bersama Rosneft.
“Kan masih proses FID, jadi belum ada progres pembangunan,” ujarnya melalui pesan singkat, Kamis (21/11/2024).
Hermansyah juga menegaskan bahwa Pertamina, melalui anak usahanya PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP), masih bekerja sama dengan Rosneft untuk pelaksanaan proyek GRR Tuban.
“Pertamina melalui anak usaha KPI, yaitu PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia [PRPP], saat ini masih bersama Rosneft untuk pelaksanaan proyek GRR Tuban,” jelasnya.
Namun, Hermansyah tidak memberikan komentar lebih lanjut terkait kemungkinan FID Rosneft selesai sesuai tenggat November 2024, setelah sebelumnya tertunda dari target Maret. (fah/za)