kabartuban.com – Seorang perempuan dengan gangguan jiwa (ODGJ) ditemukan meninggal dunia di Rumah Perlindungan Sosial (RPS) milik Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos P3A dan PMD) Kabupaten Tuban pada Jumat pagi (11/4/2025).
Korban yang tidak diketahui identitasnya tersebut awalnya ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri saat petugas hendak memberikan sarapan pagi. Menyadari kondisi yang mencurigakan, petugas segera menghubungi pihak kepolisian dan tim medis dari RSUD dr. R. Koesma Tuban.
Setelah dilakukan pemeriksaan di lokasi, perempuan yang diperkirakan berusia sekitar 60 tahun itu dinyatakan telah meninggal dunia.
Menurut informasi, korban baru saja dikirim ke RPS sehari sebelumnya, tepatnya pada Kamis sore (10/4/2025) sekitar pukul 16.15 WIB. Pengiriman dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Pendamping Penyandang Disabilitas Mental (PPDM), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Satpol PP Tuban, serta tenaga medis dari Puskesmas Kecamatan Rengel.
Dari hasil pemeriksaan awal yang dilakukan oleh Puskesmas Rengel, korban saat itu hanya dalam kondisi lemas dan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit kronis. Ia sebelumnya ditemukan dalam keadaan terlantar di wilayah Kecamatan Rengel.
Kapolsek Tuban Kota, AKP Ciput Abidin, membenarkan bahwa korban memang dalam kondisi sakit saat diserahkan ke RPS.
“Saat ditemukan di Rengel, korban sudah lemah dan terlantar. Karena diduga merupakan ODGJ, maka diserahkan ke Dinsos oleh petugas terkait,” jelasnya.
Saat ini, jenazah korban telah dibawa ke RSUD dr. R. Koesma Tuban untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Karena tidak memiliki identitas, jenazah akan ditempatkan sementara di ruang jenazah rumah sakit sambil menunggu kemungkinan ada keluarga yang datang menjemput. Jika tidak ada yang mengklaim, korban akan dimakamkan di pemakaman khusus Mr. X.
Kepala Dinsos P3A dan PMD Kabupaten Tuban, Sugeng Purnomo, menyampaikan bahwa ada kekeliruan dalam laporan awal yang diterima pihaknya.
“Awalnya disebutkan bahwa korban adalah laki-laki. Setelah dicek, ternyata perempuan,” ujarnya.
Sugeng juga mengakui bahwa anggaran yang tersedia di RPS hanya mencakup kebutuhan makan dan minum bagi para ODGJ serta warga binaan lainnya. Tidak ada alokasi dana untuk pemeriksaan kesehatan rutin.
“Pihak puskesmas hanya memberikan berita acara penyerahan tanpa hasil pemeriksaan detail,” pungkasnya.
Hingga saat ini, RPS Tuban menampung delapan orang, termasuk dua pengemis yang baru tiba pagi hari itu. (fah)