-
kabartuban.com – Para petani di Kabupaten Tuban mulai menjajaki berbagai macam sistem tanam yang berkembang di tanah air. Salah satunya peralihan sisitem tanam dari konvensional ke Sitem Rice Intenvication (SRI). Sejumlah petani mengklaim, ‘jeng’ SRI (petani menyebutnya) dapat mengurangi biaya produksi dan juga mampu meningkatkan produksi.
Ketua Kelompok Tani Desa Pucangan, Kecamatan Palang, Suwadi mengatakan, semula para petani enggan menanam dengan pola SRI ini. Namun setelah melihat hasilnya yang cukup bagus, dapat dipastikan kelompok tani di Pucangan akan menggunakan pola tanam SRI lagi.
“Hasilnya cukup bagus, dan kami sudah tida ragu lagi. Tanpa dibantu lagi, kami akan gunakan ‘Jeng’ SRI lagi,” ungkap Suwadi di hadapan Bupati Fathul Huda, saat melihat dari dekat tanaman padi dengan menggunakan pola tanam SRI.
Sementara itu, Kabid Pertanian Dinas Pertanian Tuban, Parno menyatakan, pola tanam SRI ini sebetulnya di Tuban telah dimulai sejak 2008 lalu. Namun, masih belum mendapatkan respon yang baik dari petani. Selanjutnya, program ini baru digalakkan saat pemerintah pusat mencanangkan program ketahanan pangan.
“Sampai saat ini, sudah ada 1500 hektar yang masuk program SRI,” ucapnya, Kamis (31/12/2015).
Lebih lanjut Parno menjelaskan, masing-masing hektar dari program SRI mendapatkan bantuan Rp 2.050.000. Diharapkan dengan pola tanam SRI ini, penghasilan padi bisa meningkat. Tahun 2016 ini target produksi rata-rata di Kabupaten Tuban sebanyak 6,508 ton. Namun, setelah melihat fakta di lapangan, target produksi itu diperkirakan bakal terlampui.
Di sisi lain, Ketua Kelompok Tani Desa Kradenan, Kecamatan Palang, Yuli Edi Isnawanto mengaku, setelah dilakukan randem sampling diperkirakan hasilnya 10 hingga 12 ton per hektarnya. Padahal, dengan sistem tanam konvensional rata-rata hasilnya hanya 7 minggu 8 ton per hektar. Selain itu ‘Jeng’ SRI juga mengurangi pupuk hingga 50 persen.
Hal senada juga disampaikan Ketua Kelompok Tani Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang, Suwandi. Menurutnya, meski pada awalnya petani di Ngadirejo enggan menanam padi dengan pola SRI. Tapi, lambat laun malah kegandrungan.
“Ya karena hasilnya bisa meningkat dan mengurang biaya produksi itu. Meski belum panen, tapi kami dapat perkirakan hasilnya bakal meningkat dibanding sebelumnya,” jelas Suwandi. (im/riz)