kabartuban.com – Malam 1 Suro atau dalam kalender Islam adalah 1 Muharram dikenal sebagai malam yang identik dengan “ngumbah keris”. Di Kabupaten Tuban sendiri masih kental dengan adat dan budayanya. Masyarakat Kabupaten Tuban masih mempercayai malam 1 Suro sebagai malam yang mistis. Masyarakatnya masih melakukan kegiatan-kegiatan sakral seperti mencuci keris peninggalan nenek moyang pada jaman dahulu.
Mbah To (83) misalnya, setiap malam 1 Suro beliau mencuci keris yang dimilikinya. Beliau mengatakan, kegiatan tersebut merupakan suatu pelestarian yang harus dijaga.
“Ngumbah gaman iku ora mistis, iki merupakan suatu pelestarian sing kudu dijogo supoyo anak putu mbesuk ngerti (Red: Bahasa Jawa),” jelasnya.
Bukan hanya mencuci keris, salah satu warga Semanding Tuban juga mengatakan bahwa dirinya merayakan pembukaan tahun baru Islam ini dengan tradisi barikan atau syukuran. Syukuran tersebut dilakukan di tempat terbuka seperti di pinggir jalan atau di depan rumah.
“Barikan dengan membawa satu ember nasi berserta lauknya merupakan rasa syukur kami kepada Allah serta dalam memperingati awal tahun baru Islam,” kata Siti.
Dalam melaksanakan barikan tersebut mereka percaya bawah itu adalah bentuk rasa syukur mereka kepada Allah dan dalam rangka pembukaan awal tahun baru Islam 1443 H. (nat/dil)