Anak Didik Memilih Nongkrong Wifian Daripada Belajar di Rumah

4
Nur Khamid, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban.

kabartuban.com – Wabah Corona membuat proses belajar mengajar harus dilakukan dalam jaringan (daring). Hal itu tidak bisa berjalan maksimal, karena belum semua wilayah di Tuban familier dengan internet, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban belum bisa menyuguhkan sistematika yang menyeluruh dan solutif terkait hal tersebut, Kamis (09/04/2020).

Salah satu guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Montong, Mayada Izzatul A’yun mengaku dirinya tidak bisa melaksanakan pembelajaran dengan sistem daring, namun lebih mengarah ke penugasaan saja. Hal itu dilakukan, mengingat kondisi daerah setempat yang tidak memungkinkan, dimana tempat dirinya mengajar dalam kondisi keterbatasaan jaringan internet.

“Disini SDM-nya gaptek, masing-masing guru mapel memberi penugasaan. Semacam PR biasa, karena memang menyesuaikan. Seperti mengerjakan LKS,” Ungkap Mayada yang mengajar di MI Hidayatul Ummah, Bringin, Montong Tuban.

Menurutnya, kondisi pembelajaran daring banyak dimanfaatkan untuk liburan, bermain dan sejenisnya. Sehingga sangat susah untuk memastikan anak didik benar-benar belajar di rumah.

Di satu sisi pemerintah menghimbau masyarakat untuk tetap di rumah saja, termasuk anak didik harus belajar di rumah, namun di sisi lain kenyataannya anak didik banyak yang menggunakan waktu untuk bermain, termasuk nongkrong di warung kopi dan memanfaatkan wifi warkop untuk bermain game.

“Sudah saya pastikan bahwa guru di sekolah telah memberikan edukasi yang baik, namun guru saja tidak cukup. Orang tua wajib mengontrol segala kegiatan anaknya, agar segala kegiatan yang dilakukan tidak lepas dari pengawasan,” pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban Nur Khamid mengatakan, pihaknya meminta kerjasama semua masyarakat untuk mengingatkan anak didik yang menggunakan waktu belajar di rumah untuk nongkrong di warung kopi dan bermain.

Nur Khamid menjelaskan bahwa para guru dihimbau untuk tidak terlalu memaksakan diri dalam proses pembelajaran daring, dengan alasan dari Kementerian terkait juga mengarahkan untuk tidak perlu memperhatikan target kurikulum, untuk kondisi seperti ini. Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban tidak punya konsep khusus untuk memonitoring proses belajar anak didik dalam kondisi saat ini.

“Saya minta semuanya bergerak, mulai dari masyarakat, orang tua, dan siapapun, jangan hanya mengandalkan guru dan sekolah saja. Dengan situasi seperti ini, untuk menghadapi covid-19 bersama-sama,” terang Nur Khamid.

Lebih lanjut Kepala Dinas Pendidikan baru tersebut mengatakan, bahwa sekarang banyak yang dipermudah, salah satunya Ujian Nasional saja tidak ada, kelulusan juga diminta tidak memperhatikan hasil kurikulum, dan kenaikan kelas juga seperti itu.

“Pertimbangan seperti itu supaya konsentrasi kita itu adalah slamet dahulu, dan yang paling penting tidak tertular covid-19, sekolahnya disesuaikan, nanti kalau semuanya sudah normal, kita baru kembali,” imbuhnya. (wid/dil)

/