kabartuban.com – Kebutuhan sehari – hari masyarakat relatif meningkat di bulan suci ramadhan. Sejumlah warga mengaku anggaran rumah tangga yang dikeluarkan relatif lebih tinggi dari hari biasa di luar ramadhan. Jika dilihat sepintas, hal ini cukup ironi dengan substansi ramadhan yang seharusnya mengekang hawa nafsu (puasa), yang seharusnya ada penurunan Anggaran Belanja Rumah Tangga (ABRT).
Ditemui di Pasar Baru Tuban (PBT) saat berbelanja, Muhammad Yudi mengatakan, “Kalau dilihatnya dari puasa, memang seharusnya kebutuhan menurun, namun memang pada kenyataannya semakin meningkat dari hari biasanya,” kata Yudi yang merupakan warga Kecamatan Kota Tuban tersebut, Minggu (5/7/2015).
Menurutnya, peningkatan kebutuhan ABRT itu disebabkan budaya konsumtif masyarakat muslim yang cenderung meningkat dibanding hari biasanya. “Ada banyak faktorlah mas, misalnya belanja untuk buka puasa, kita cenderung ingin belanja untuk buka itu makanan yang lebih istimewa dibanding dengan hari biasa. Otomatis anggaran meningkat,” ucapnya.
Warga kelurahan Kingking yang juga merupakan seorang Ustadz itu menuturkan, “Kita harus pandai – pandai menata diri dan mengatur pengeluaran di bulan ramadhan ini. Jangan sampai ramadhan yang seharusnya untuk mengekang hawa nafsu, justru menjadi bulan yang dipakai mengumbar nafsu (makan dalam berbuka). Belum lagi bayang – bayang kebutuhan lebaran, semua harus disikapi dengan bijak agar pengeluaran tidak melampaui batas,” terangnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang di PBT juga mengatakan,”Meningkat mas (kebutuhannya). Untuk stok dagangan kita juga berlipat dari hari biasanya. Misalnya, kalau di bulan yang lain kita butuh uang 30 juta untuk stok dagangan, untuk persiapan ramadhan sampai lebaran bisa mencapai 90 juta. Tapi kalau ramdhan kali ini agak menurun dari tahun sebelumnya, saya kurang tahu pasti sebabnya,” kata Masrin yang sehari – hari berdagang kebutuhan pokok di PBT.
Berdasarkan pantauan wartawan media ini, peningkatan daya beli masayarakat di bulan ramadhan tidak hanya pada kebutuhan sehari – hari. Perdagangan pakaian juga mengalami peningkatan, mengingat budaya pakaian baru untuk lebaran masih cukup melekat sebagai tradisi muslim nusantara. Selain itu, sejumlah toko bangunan juga mengaku mengalami peningkatan omset penjualan karena banyak warga yang melakukan renovasi rumah menjelang hari raya Idul Fitri. (riz/im)