kabartuban.com – Guna melestarikan tradisi seni dan budaya Tuban, para seniman tayub menggelar siraman waranggono, atau lebih dikenal dengan ritual mensucikan diri bagi para seniman langgeng tayub.
Siraman atau pensucian diri, diyakini mampu menghindarkan dari balak, serta mendapatkan rejeki yang berlimpah. Tradisi tersebut dilakukan setahun sekali, setiap awal bulan selo bulan ke 11 dalam kalender jawa, yang dilaksanakan di Pemandian Bekthiharjo Kecamatan Semanding, Rabu (27/8/2014).
Endang Mursiyah (45), salah seorang waranggono senior, saat dijumpai awak media setelah ritual siraman menuturkan “Pensucian diri, atau lebih dikenal dengan siraman ini, selalu kita laksanakan tiap tahun sekali di sini. Para waranggono percaya, kalau air sumber pemandian bekthiharjo suci, sehingga kami percaya dapat mensucikan diri para waranggono,” paparnya.
Menurutnya, tradisi siraman sebagai salah satu bentuk melestarikan budaya langen tayub, agar tidak punah tergerus oleh zaman yang semakin moderen. Momen kali ini tidak sekedar siraman, sekaligus sebagai citra resmi atau wisuda waranggono baru, yang berjumlah 9 orang.
“Langen tayub adalah salah satu seni asli Tuban yang harus dipertahankan, maka kita harus mengenalkan pada masyarakat, khususnya para generasi muda, selain tradisi siraman, momen kali ini pun sebagai citra resmi, pengukuhan 9 orang waranggono baru. Setelah melakukan ini, mereka bisa ikut mentas,” Ujar Endang
Sementara itu, Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Hussain, dalam sambutannya menyampaikan, pihaknya selalu mendukung pelestarian seni budaya. Diharapkan langen tayub dapat tercatat di musium kebudayaan nasional, sebagai warisan budaya. Dan pada tahun lalu, langen tayub telah mampu menyabet tiga katagori saat mengikuti acara kebudayaan di TMII.
“Seni budaya langen tayub ini adalah khas Tuban, mulai dari Kecamatan Palang hingga Jatirogo, ada kesenian ini. Kami berharap, seniman langen tayub tercatat di buku kesenian Nasional, sebagai salah satu warisan budaya. Bahkan setiap pagelaran seni di TMII, kesenian ini selalu tampil di sana. Dan pada tahun lalu, mampu menyabet tiga katagori,” terang Noor Nahar.
Ritual siraman kali ini diikuti sekitar 99 orang Waranggono, 32 orang pramugari dan pengrawit 63 orang. (pul)