kabartuban.com – Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang dipamerkan di stand batik tenun Zaenal menjadi salah satu magnet bagi pengunjung, Kamis (12/11/2015) malam. Dua alat tenun yang mulai jarang ditemukan itu, dipamerkan sekaligus diperagakan oleh dua karyawan batik Zaenal.
Sejumlah pengunjung mengaku tertarik untuk melihat peragaan tenun dengan ATBM itu karena jarang melihatnya. Meskipun Tuban menjadi salah satu sentra industri batik tulis gedog, tidak banyak masyarakat Tuban yang tahu proses detail pembuatannya.
“Saya tahu ceritanya kalau batik gedog kerek itu sebenarnya ya yang pakai ATBM ini, cuma jujur baru kali ini aku lihat langsung proses pembuatannya,” kata Atin, salah satu pengunjung yang ditemui di stand pameran Hari Jadi Tuban 722 ini.
Atin dan dua orang temannya yang sedang melihat peragaan tenun sarung itu mengaku tidak akan sanggup jika harus menenun seperti itu. “Wah, susah kayaknya, kalau aku yang bikin, satu bulan belum tentu jadi satu sarung,” ucapnya.
Sementara itu, karyawan Batik Zaenal yang sedang memperagakan tenun, Khusnul mengatakan, “Kita hanya mitra produksi saja sebenarnya, sudah ada pembelinya di luar (pulau). Kita kirim ke Bali dan beberapa daerah yang lain, kalau di Tuban sendiri nggak jadi target pasar,” terangnya sambil menenun sarung.
Menurutnya, Batik Zaenal memang lebih fokus ke produk tenun. Mungkin itu bedanya dengan batik yang lain yang ada di Kabupaten Tuban. Sekarang ada dua sentra industri tenun milik Batik Zaenal, yaitu di daerah Kecamatan Kerek dan di Kecamatan Semanding. “Kalau di Kerek ada banyak mesin ATBM kayak gini yang kita punya, kira – kira lebih dari 20 buah,” terangnya.
Di satu sisi, karyawati Batik Zaenal, Ruri mengatakan, “Dengan alat ini kita hanya bisa membuat satu sarung dalam sehari, soal harga tergantung jenisnya,” terangnya.
“Kalau yang biasa itu hanya 120 ribu rupiah, dan yang ini agak mahal hingga 250 karena bercampur benang sutra,” tutur Ruri sambil menunjuk sejumlah produk sarung Batik Zaenal yang sudah jadi dan siap dijual.
Ruri menjelaskan, pemasaran produk Batik Zaenal ini memang kebanyakan di luar pulau, hingga dibawa ke luar negeri oleh buyer. “Kalau di Tuban sendiri, kita nggak bisa jamin pasarnya mas,” imbuhnya. (riz/im)