kabartuban.com — Awal Musim Hujan (AMH) tahun 2024/2025 di Kabupaten Tuban apabila dilakukan perbandingan prediksi dengan data normalnya selama 30 tahun terakhir (1991-2020) rupanya mengalami masa lebih maju satu dasarian, Rabu (02/10/2024).
Kabupaten Tuban sendiri memiliki Zona Musim (ZOM) yang terbagi menjadi 4 wilayah, yaitu; (1) ZOM 284 yang meliputi Kecamatan Senori, Parengan dan Soko; (2) ZOM 285 meliputi wilayah Kecamatan Tambakboyo, Bancar, Jatirogo dan Kenduruan; (3) ZOM 286 meliputi wilayah Kecamatan Jenu, Merakurak, Kerek, Tuban, Semanding, Grabagan, Montong, Singgahan dan Bangilan; (4) ZOM 287 meliputi wilayah Kecamatan Palang, Widang, Plumpang dan Rengel.
“Zona musim adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan,” tulis Stasiun Klimatologi Tuban.
Majunya musim hujan di wilayah Tuban ini terletak pada ZOM 284, 285 dan 287. Sementara pada wilayah ZOM 286 diketahui AMH maju 2 dasarian dari kondisi normal. Ini diketahui berdasarkan Informasi Prediksi Awal Musim Hujan yang ditulis oleh Stasiun Meteorologi Tuban.
Selain itu dalam informasi yang ditujukan pada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban tersebut juga disampaikan bahwa dibandingkan dengan musim hujan normal pada 30 tahun terakhir, Kabupaten Tuban memiliki jumlah curah hujan umumnya 85% sampai 115% terhadap rata-ratanya.
“Kecuali wilayah ZOM 287 yang diperkirakan memiliki curah di atas normal (lebih dari 115% terhadap rata-ratanya),” tulis surat informasi tersebut.
Di dalam surat yang ditandatangani oleh Kepala Stasiun Meteorologi Tuban, Zem Irianto Padama itu juga menyebutkan akumulasi curah hujan Kabupaten Tuban selama musim hujan tahun 2024/2025 berkisar antara 1100-1500 mm di wilayah ZOM 285 dan 286, sedangkan wilayah ZOM 284 dan 287 diakumulasi curah hujan selama musim hujan berkisar antara 1501-2000 mm.
Dengan ini, Stasiun Klimatologi Tuban memperingatkan untuk mewaspadai beberapa hal, seperti cuaca ekstrem khususnya hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang pada masa transisi selama periode musim hujan 2024/2025 ini lantaran berpotensi menimbulkan bencana seperti banjir bandang, longsor, sedimentasi waduk dan perlunya kesiapan inspeksi struktur bangunan dan jaringan.
Tertulis juga dalam lampiran tersebut jika pada musim hujan ini dapat dimanfaatkan untuk menambah luas tanam dan melakukan panen air hujan untuk mengisi waduk/danau yang berguna sebagai cadangan air di musim kemarau yang akan datang. (za)