Penyebab dan Solusi Atasi Anak Hiperaktif

kabartuban.com –  Setiap anak mesti memiliki karakteristik serta sifat yang bereda-beda. Ada yang pendiam dan penurut, tapia da juga yang justru hiperaktif.

Memiliki anak yang tidak bisa diam, tentu membutuhkan pengawasan serta kesabaran ekstra untuk menghadapinya. Terlebih para orang tua mungkin khawatir jik akan mereka mengalami hiperaktif. Namunn sebenarnya apa saja gejala, penyebab , serta solusi untuk mengatasi anak yang hiperaktif?

Anak yang hiperaktif biasanya terus bergerak atau melakukan aktivitas fisik tanpa memperdulikan kondisi apapaun.

Hiperaktif sebenarnya merupakan suatu tanda atau gejala dan bukan diagnose. Adapun gejala hiperaktif terbagi menjadi dua, yakni inatensi dan implusif.

Inatensi sendiri ditandai dengan kurangnya konsentrasu pada anak, kurangnya kemampuan mengikuti instruksi dari guru atau orang tua, sehingga semakin menurunnya prestasi.

Sedangkana tanda implusif lebih cenderung tidak bisa duduk diam, lebih senang untuk bergerak atau berbicara, serta tidak takut terhadap sesuati. Dalam konsisi ini biasanya mereka menjadi lebih tidak terkendali.

Baca Juga: Sambangi Gedung Dewan Tolak Kenaikan Harga BBM, PMII Tuban: Rakyat Sengsara!

Sebagian masyarakat meyakini bahwa salah satu penyebab anak hiperaktif adalah karena mengonsumsi makanan manis secara berlebihan. Namun hali ini hanya dianggap mitos karena belum ada penelitian spesifik yang membenarkan hal itu.

Dikutip dari beritajatim.com, namun yang pasti ada beberapa penyebab anak menjadi hiperaktif, mulai dari pengarus ADHD (Attantion Deficit Hyperactivity Disorder), Hypertiroid, gangguan pada system syaraf pusat hingga adanya masalah psikologi.

Untuk mengatasinya pun tentu tidak mudah, para orang tua harus terlebih dahulu mengetahui penyebab utamanya.

Anak yang hiperaktif karena ADHD atau terganggunya system saraf pusat biasanya memerlukan pemeriksaan atau bahkan terapis lebih lanjut oleh ahlinya.

Sedangkan hal-hal kecil yang bisa dilakukan di rumah untuk membantu mengatasi hiperaktif anak, para orang tua bisa membantu dengan menjauhkan anak dari segala sesuatu yang dapat mengganggu fokus anak.

Misalnya, saat mereka sedang belajar, maka jauhkan anak dari hal-hal yang daoat mendistraksi konsentrasinya, seperti jendela atau gadget.

Selain itu, istirahat yang cukup juga dapat membuat anak lebih merasa tenang dan nyaman. Sehingga para orang tua bisa memantu dengan membuatkan susunan kegiatan secara terstruktur.

Yang tidak kalah pentingnya lagi adalah mengontrol emosi orang tua. Karena anak hiperaktif yang diberikan bentakan cenderung akan membuat akan menjadi lebih implusif. (nat)

 

Populer Minggu Ini

Puteri Kesenian Jatim 2022, dr. Yovita Alviana, Edukasi Gizi dan PHBS ke Anak Usia Dini di Tuban

kabartuban.com – Seorang Dokter muda sekaligus Puteri Kesenian Jawa...

Balita di Tuban Dianiaya Calon Ayah Tiri hingga Ditenggelamkan ke Bak Mandi

kabartuban.com – Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim...

Tak Di-PHK, Tak Dipekerjakan: Buruh Pertamina Tuban delapan Tahun Terombang-ambing

kabartuban.com – Sudah delapan tahun lamanya nasib Suwandi, pekerja...

Koperasi Desa Berpeluang Kelola Tambang, Menkop Ferry: Tinggal Tunggu Aturan Pemerintah

kabartuban.com – Wacana koperasi desa diberi peluang mengelola sektor...

Kunjungi Tuban, Menkop RI Apresiasi Koperasi Desa: Untung 50%, 1.200 Warga Terlibat

kabartuban.com – Menteri Koperasi Republik Indonesia melakukan kunjungan kerja...
spot_img

Artikel Terkait