Habiskan Rp 175 Triliun, Kilang Minyak Tuban Termodern di Dunia

1545
Sosialisasi dan Kunsultasi publik studi Amdal pembangunan kilang minyak Tuban di wilayah Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban

kabartuban.com– Pembangunan kilang minyak di Tuban bakal menghabiskan Rp 175 triliun. Anggaran sebanyak merupakan patungan antara PT Pertamina (Persero) Tbk bersama perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft Oil Company.

Pembangunan kilang minyak itu akan dimulai pada Juni 2017 dan diperkirakan selesai pada 2021. Anggaran sebanyak itu Pertamina memiliki saham sebesar 55 persen sementara sisanya 45 persen milik Rosneff.

Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Rachmad Hardadi menyatakan, kilang minyak Rusia, di Tuban akan menjadi kilang termodern didunia.

“Kilang Tuban ini terpilih menjadi salah satu dari dua pembngunan  kilang baru yang kami sebut Grass Root Refinery (GRR) saat ini. Pertama kilang dibangun di Tuban dan kedua di Botang, tepatnya di Kalimantan Timur,” ungkapnya kepada kabartuban.com, Jum’at (13/1/2016).

Untuk melaksanakan cita-cita dari pemerintah pusat melalui nawacita Presiden Joko Widodo, yang salah satunya adalah mampu menjadi  berdaulat dan mandiri energi.

“Jadi kilang ini tidak hanya menjadi kilang termodern, namun juga menjadi kilang terbesar se Asia dengan tolak ukurnya adalah adalah Nelson Complexity Index (NCI), yang mana NCI ini mengindikasikan tingkat efektifitas dari kilang itu untuk memproduksi minyak,” tuturnya.

Rachmad menyebutkan, kilang pertamina sekarang ini NCI-nya 4,6, Kilang Singapura NCI-nya 6,4 sementara yang dibanguun di Tuban NCI-nya 9,4 dan sekarang  yang tertinggi di dunia NCI-nya 7,2.

“Artinya pada saat ini NCI nya mencapai diatas  9 pada year covertion setara 92 persen, jadi  dari 100 persen bahan baku. Angka 92 persen tersebut diconvert menjadi available product atau produk yang tersedia,” tutupnya.

Sementara itu, Bupati Tuban, Fathul Huda, dalam hal ini menyatakan, dengan adanya kilang baru yang akan di bangun di Kecamatan Jeni tersebut diharapkan kedepan bisa memberikan dampak ekonomi yang baik bagi warga sekitar ring satu.

“Jadi nanti kami harapkan ada pelatihan-pelatihan untuk warga sekitar ring satu, terutama  untuk warga yang terkena pembebasan lahan bisa mendapatkan pekerjaan baru, sehingga nantinya terus berkesinambungan,” tutupnya.

Kilang itu akan dibangun di atas lahan seluas 340 hektare milik Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Saat ini ada 129 pekerja yang sedang menggarap mempersiapkan lahan untuk pembangunan. Selain itu, di sekitar lokasi itu PT Pertamina memiliki tanah seluas 60 ha juga akan dipergunakan untuk pembangunan kilang minyak terbesar se Indonesia dan termodern di dunia itu.

“Sekarang ini tahap pertama studi Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan). Kami harapkan proyek ini berakhir 20121, nantinya bisa memproduksi antara 300 ribu sampai 400 ribu barrel per hari,” papar Rachmadi.

Menurut Rachmadi, seluruh produk kilang ini berstandar euro 5, levelnya melebihi standar dunia yang mensyaratkan euro 4. Kilang itu disebut-sebut akan menjadi proyek terbesar di Indonesia dan termodern di dunia.

“Nanti akan diintegrasikan dengan kilang TPPI (Trans Pasicif Petrochemical Indotama) yang sudah ada (lokasinya berdekatan)” katanya.

Untuk tahap awal bagal menyerap tenaga kerja sebanyak 50 ribu, sementara jika sudah produksi dibutuhkan 1.600 sampai 1.800 tenaga kerja organik. (har)

 

 

/