kabartuban.com – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PKM) melaporkan korban meninggal dunia akibat tragedi Kanjuruhan bertambah menjadi 131 orang.
Bertambah enam orang dari yang sebelumnya di data mencapai 125 korban meninggal yang sebelumnya diumumkan oleh pemerintah.
131 korban meninggal tersebut terdiri dari 90 laki-laki dan 41 perempuan, kebanyakan korban remaja dan anak usia rentang 12-24 tahun dan satu korban masih balita berusia 4 tahun.
Data itu bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Didik Gatot Subroto yang berasal dari beberapa rumah sakit (RS) yang merawat para korban, diantaranya RS Wafa Husada, RSB Hasta Barata Batu, RSUD Kanjuruhan, RSUD Saiful Anwar, RS Teja Husada Kepanjen, RS Ben Mari Pakisaji, RS Hasta Husada, RSI Gondang Legi, RS Salsabila, RST Soepraon serta informasi dari keluarga korban.
Baca Juga: HUT Ke-77 TNI, Begini Sejarah TNI di Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PKM) Muhadjie Effendy mengatakan pihaknya masih akan berfokus pada penanganan darurat insiden dan korban, baik yang luka maupun tewas.
Hal itu dilakukan sebagai tugas dan fungsi Kemenko PKM untuk terus melakukan penangganan korban, terutama melakukan update data.
“Yang sakit kita layani sebaik dan secepat mungkin dan gratis, sedangkan yang meninggal keluarganya diberi santunan dari pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten-kota”, ungkap Muhadjir dalam keterangan yang diterima, Rabu (5/10/2022).
Sementara itu untuk menghindari ledakan sosial, Muhadjir meminta Aremania agar dapat menahan diri.
“Semua prihatin atas insiden di Stadion Kanjuruhan, tapi saat ini saya minta Aremania untuk menahan diri. Mari kita ciptakan suasana yang kondusif jangan sampai ada lagi korban berjatuhan. Sudah cukup, terlalu mahal nyawa hanya untuk sepak bola,” pesan Muhadjir seraya menangis di depan Aremania.
Diketahui, Menko PMK bersama Mensos Risma sebelumnya telah memberikan santunan kepada 125 ahli waris yang terdata oleh Kemensos per Senin (3/10) di Kota dan Kabupaten Malang yang mengalami tragedi tersebut.
Data ini masih bisa bertambah sesuai perkembangan di lapangan. Masing-masing ahli waris menerima santunan sebesar Rp15 juta dan paket sembako. (nat/hin)